Secara resmi batik telah ditetapkan sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia, suatu kebanggaan dan ketenangan tentunya. karena tak mungkin lagi akan ada ontran-ontran perihal kepemilikannya.
Penetapan ini tentu saja tak lepas dari sudah sedemikian lekatnya batik dengan keseharian masyarakat Indonesia. Bagi orang Jawa misalnya, batik tak pernah lepas dari kehidupan, sejak masih dalam kandungan ibu hingga ajal menjemput.
Batik selalu menyertai kehidupan manusia Jawa. Setiap pola atau corak batik tradisional selalu mengandung nilai-nilai adiluhung. Ragam hias yang menyusun polanya selalu mempunyai arti filosofi. Pola batik Jawa juga mempunyai arti yang sakral untuk berbagai upacara, dari mitoni, kelahiran, memasuki usia dewasa, perkawinan sampai kematian.
Penetapan ini tentu saja tak lepas dari sudah sedemikian lekatnya batik dengan keseharian masyarakat Indonesia. Bagi orang Jawa misalnya, batik tak pernah lepas dari kehidupan, sejak masih dalam kandungan ibu hingga ajal menjemput.
Batik selalu menyertai kehidupan manusia Jawa. Setiap pola atau corak batik tradisional selalu mengandung nilai-nilai adiluhung. Ragam hias yang menyusun polanya selalu mempunyai arti filosofi. Pola batik Jawa juga mempunyai arti yang sakral untuk berbagai upacara, dari mitoni, kelahiran, memasuki usia dewasa, perkawinan sampai kematian.
Searah jarum jam: Sidoasih Yogya, Sidoluhur Yogya, Sidomulya Solo, Sidodrajat Solo, Sidomukti Solo, Sidodadi Solo |
Cuplikan batik motif Babon Angrem, Semen Rama dan Wahyu Tumurun |
Kain batik juga digunakan dalam upacara memasuki usia dewasa, khusus untuk gadis yang baru mengalami mens pertama. Setelah siraman mengenakan kain pola Grompol, lambang permohonan kebahagiaan dan kesejahteraan yang nggrompol selalu dikitari dan disukai oleh teman-temannya. Untuk pemuda, batik digunakan saat khitanan dengan mengenakan batik Parang Pamor yang melambangkan harapan agar setelah dikhitan tumbuh sebagai laki-laki yang cakap dan berbudi luhur, karena telah pecah ‘pamor’-nya.
Dalam upacara perkawinan batik juga berperan penting. Antara lain untuk lamaran, siraman, akad nikah dan resepsi. Pada upacara lamaran misalnya, yang digunakan motif Satria Manah, melambangkan pria tersebut memanah hati calon istrinya. Sementara calon istri mengenakan batik pola Semen Rante yang mengandung arti sanggup diikat dalam suatu perkawinan.
Cuplikan batik motif Satria Manah dan Semen Rante |
Pada akad nikah, calon pria kembali mengenakan batik dengan pola yang berawal dengan Sido. Misalnya Sidomulya, Sidomukti, Sidoluhur. Semuanya mempunyai makna dan harapan baik pada kehidupan rumah tangga mempelai.
Pada busana basahan, dodot yang dikenakan dapat berpola Bondhet yang bermakna bundhet, digambarkan dengan dua tumbuhan yang menjalar dan bertemu ujung-ujungnya, berupa lung-lungan yang melambangkan dua insan yang selalu bergandengan dalam hidup berumah tangga. Acara resepsi yang selalu mengiringi upacara akad nikah, juga menghadirkan pola-pola batik yang penuh makna. Bagi kedua mempelai, digunakan batik dengan pola-pola sama dengan saat melaksanakan akad nikah.
Motif Slobok |