|
Protes hari buruh |
Sebuah notes seorang buruh di awal bulan lima, catatan kusam yang telah berlama-lama menjadi penghuni kolong dipan tentang berapa yang ia dapat setiap bulannya dan berapa yang ia keluarkan kemudian di zaman yang tiadalah mempunyai kepastian. Tentang hutang yang telah menggunung, juga tentang bayaran sekolah sang anak yang telah berbulan-bulan tak dapat terlunaskan. Pun tentang uban yang kian bertebaran, ingatkan tentang berapa lama ia dapat bekerja, menyambung tekad demi keluarga.
Kami yang berarak dari tumpukan-tumpukan pabrik sampai bundaran HI hanyalah ingin piknik bersama menikmati cerahnya langit awal Mei sembari menyapa Tuan : "Sudah lunaskah pajak nurani Anda?"