Misteri Ratu Boko
Misteri Boko |
Kompleks kepurbakalaan Ratu Boko, yang juga dikenal dengan nama Kraton Boko, karena menurut legenda di situlah letak istana Ratu Boko, saudara Loro Jonggrang, terbuat dari batu putih dan batu andesit. Situs ini merupakan peninggalan sejarah yang menunjukkan unsur-unsur agama Budha dan Hindu dari abad 8 – 10 Masehi, yakni pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan sebagai salah satu peninggalan terbesar dari Kerajaan Mataram Kuno, memiliki keterkaitan dengan kompleks Ratu Boko. Candi Prambanan terletak pada salah satu garis imajiner dengan Ratu Boko, sehingga para ahli memperkirakan bahwa Candi Prambanan sebagai daerah sakral, sedangkan kompleks Ratu Boko sebagai tempat pemukiman yang lebih profan.
Simfoni Pasar Burung
Simfoni Ngasem |
Sebagai pecinta burung meski sebatas hobi, saya merasa tidak asing dengan Pasar Burung. Pasar yang buka mulai jam 9 pagi hingga jam 4 sore itu mempunyai atmosfer yang khas. Kicau burung yang merdu, bersahut-sahutan bagai simfoni alam, keramaian orang-orangnya, lengkap dengan kekumuhannya, serta aromanya yang khas.
Lana, model yang saya foto, berkebaya encim modern berwarna terang, menjadikan paling menonjol di antara kerumunan orang-orang. Berpayung merah makin membuat makin kontras di antara pasar yang padat. Lana sendiri memang menonjol, dengan wajah Indonya, berkulit terang, berhidung bangir. Persis noni-noni Belanda zaman dulu yang sedang JJS (jalan-jalan sore).
Keramaian Pasar Prambanan
Hiruk-pikuk Pasar Prambanan |
Pasar Prambanan, sekitar 15 kilometer dari Yogyakarta, adalah gambaran khas orang-orang desa, tepatnya pinggiran kota, yang sedang berubah.
Hari masih pagi. Sisa embun semalam baru saja menguap. Jalanan menuju ke Pasar Prambanan mulai ramai. Angkot, dokar, dan becak, paling banyak mendominasi jalan. Beberapa orang tampak bersepeda. Kendaraan angin yang biasa mereka kendarai untuk untuk mobilitas sehari-hari itu populasinya kini agak berkurang. Paling tidak, tidak sebanyak yang saya saksikan pada masa kanak-kanak saya dulu.
Di pasar yang padat itu terlihat kesibukan para pedagang dan pembeli. Orang-orang desa tidak lagi polos, dan itu tergambar dari wajah mereka yang seolah menanggung beban berat kehidupan. Yang membedakan mereka dengan orang Jakarta adalah kekeluargaan antar mereka yang masih kental, serta kepasrahan menjalani kehidupan.
Di pasar yang padat itu terlihat kesibukan para pedagang dan pembeli. Orang-orang desa tidak lagi polos, dan itu tergambar dari wajah mereka yang seolah menanggung beban berat kehidupan. Yang membedakan mereka dengan orang Jakarta adalah kekeluargaan antar mereka yang masih kental, serta kepasrahan menjalani kehidupan.
- Catatan Mas Darwis Triadi