Indonesia Merajai Global Ummatic Festival 2013

| November 21, 2013 | Sunting
Gemuruh suara pendukung Indonesia langsung pecah begitu Indonesia diumumkan menjadi the Best Cultural Performance dalam Global Ummatic Festival 2013 di International International Islamic University Malaysia, Rabu (20/11) malam. Dalam closing ceremony yang digelar di Cultural Activity Centre IIUM, Indonesia berhasil mengalahkan 4 negara lain yang masuk 5 besar: Singapura, Thailand, Bangladesh dan tuan rumah Malaysia.

Indonesia, yang mengangkat tema Mutiara Nusantara, menggebrak panggung dengan permainan perkusi ember dan botol yang mengiringi lagu Indonesia Pusaka. Baru setelah itu sambung menyambung disuguhkan lagu dari berbagai daerah di Indonesia sebagai representasi keragaman budaya. Lima orang penari Papua lantas menghentak panggung dengan permainan lompat bambu dan tari Sajojo. Harmonisasi lagu dan tari yang apik berhasil menyihir lebih dari seribu pengunjung yang memadati lokasi acara, termasuk Rektor IIUM Prof. Datuk Seri Dr. Zaleha Kamaruddin dan 10 perwakilan negara di dunia.
Penampilan tim Indonesia
Global Ummatic Festival merupakan perhelatan tahunan yang sudah berlangsung sejak 8 November lalu. Selain 5 negara utama yang melaju ke final, turut berpartisipasi pula negara-negara seperti  India, China, Afghanistan, Pakistan, Mesir, Yaman, Irak, Yordania, Somalia, Nigeria hingga Palestina. Setiap negara menghadirkan stan-stan informatif tentang negaranya. Meski demikian, pertunjukan budaya - yang lantas dimenangi oleh Indonesia, tetaplah menjadi bagian yang selalu ditunggu-tunggu.

Indonesia, yang diwakili oleh Persatuan Pelajar Indonesia IIUM, melaju ke putaran final berkat gelar budaya Indonesia bagian timur yang berhasil memukau khalayak pada putaran pertama Jumat (16/11) lalu. Penonton yang kebanyakan merupakan mahasiswa internasional sama sekali tidak mengira bila Indonesia mempunyai budaya semacam itu. “Saya pikir rumbai-rumbai hanya dipakai oleh suku-suku di Afrika. Tetapi Indonesia ternyata juga punya. Cool!”, ungkap Maha, mahasiswi asal Syiria.

Pesona Indonesia di babak pertama inilah yang lantas mengalirkan dukungan dari negara-negara yang gagal melaju ke final. Tak heran, meski pendukung Indonesia terkonsentrasi di sudut kiri ruangan tetapi teriakan dukungan meluncur pula dari sudut-sudut lainnya. “Begitu Indonesia diumumkan menjadi juara, saya langsung berdiri dan ikut berteriak gembira, Rasanya seperti negara saya sendiri yang menang!” ungkap Mohammed Balfaqih, mahasiswa Engineering asal Palestina.

Kemenangan Indonesia di sesi pertunjukan budaya berhasil melengkapi 3 buah medali yang didapatkan dari sesi olahraga pada perhelatan yang sama. Dimana Indonesia menyabet medali emas di cabang sepak bola dan bola basket putri, serta satu perunggu dari cabang bola basket putri. Prestasi ini tentunya menjadi berita baik di tengah berbagai miring, mulai dari karut marut dunia sepakbola hingga korupsi yang ada dimana-mana. Semoga semangat mahasiswa tidak pernah lelah mengukir cerita-cerita bahagia selanjutnya.
Ya Tuhan kudengar bisikmu di kesyahduan suara seruling, kala malam yang hening. Menggugah jiwaku, menyadarkanku senantiasa setia mengabdi berbakti dan aku pun berseru: cinta, cinta, cinta Indonesia. (Guruh Soekarno Putra)
Pengunjung stan pameran Indonesia

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine