Mengejar Harapan

| September 27, 2008 | Sunting
Jejak kecil 
Lari mengejar
Matahari.. 
Keringatnya membasuh pedih 
Raut wajah 
Beri kisah
Derai tawa
Saat itu tak kan terlupa 
Hingga kini tetap bakar jiwaku
Kau berlari
Mengejar 
Harapan 
Harapan hingga ku di sini 
Kau berlari 
Mengejar
Harapan hingga ku berdiri
Ada mereka 
Kurangkai cerita
Setulus hati 
Pancarkan.. 
Angkasa raya
Walau tetap berjalan dalam mimpi
Kau berlari 
Mengejar 
Harapan
Harapan hingga ku di sini
Satu lagi kutulìs lirik lagu dalam film Laskar Pelangi yang dinyanyikan oleh Gugun and The Blues Bug (siapa ya?) dengan judul yang memang benar-benar inspiratif banget. Yah dari judulnya saja sudah kelihatan kok, yakni: Mengejar Harapan.

Jejak kecil lari mengejar matahari menjadi sebuah perlambang atas perjuangan mengejar suatu harapan yang terpatri dalam dada... Keringat yang membasuh pedih raut wajah bukan sebagaì pengganggu karena bau dan bikin gerah tapi seharusnya malah keringat itulah yang tuangkan berbagai kisah: dari renyai gelak tawa sampai derai air mata. Dan kisah-kisah seperti itulah yang seringkali menumbuhkan spirit kita untuk terus dan terus berusaha. Yah, kejarlah asa dalam jiwamu sampai menjadi sebuah realita...

Harapan, satu kata yang akan menjadi sebuah pupuk nan manjur yang kan tumbuhkan spirit dalam jiwa sehingga kita berusaha...
Harapan
Naik sepeda juga boleh :D
Mengejar harapan. Sudah saatnya kita berdiri dan berlari untuk meraihnya. Karena harapan sekadar harapan tiadalah guna, demikian juga dengan harapan tanpa ada usaha, hanya sebuah mimpi yang akan buyar kala kita bangun. Sehingga, mari kejar harapan kita, karena kalau kamu diam dia akan terus bertambah jauh. Sebaliknya, walaupun hanya perlahan, usahamu mengejar harapan pada suatu titik akan sampai pada harapan itu juga. Yah, selambat-lambat laju siput masih cepat dari pada kancil yang cuma tidur dalam pongah kan?

Dan.. Kejarlah asa dan apa yang kau damba hari ini agar terwujud esok pagi. OK? Dan ingat: dengan kau berputus asa itu adalah sama aja dengan membiarkan mimpimu menguap, hilang. At the end of the day: keep your spirit and believe that there is a will, there is a way!

Lintang, Jenius Alam yang Tersiakan

| September 27, 2008 | Sunting
Lintang
LINTANG SAMUDERA BIN SYAHBANI MAULANA BASARA, sebuah nama konon adalah doa dan kukira dengan nama seperti itu orang tua yang telah menamainya berharap semoga anaknya akan menjadi bintang yang menerangi samudera, memberikan ke-terang-an bagi penghuninya. Lalu siapa dia? Lintang, anggota Laskar Pelangi yang kucoba tuk ku kuak misteri di balik bocah kecil berambut ikal merah yang pada hari pertama sekolah salah membawa alat tulis ini. Lintang sangatlah luar biasa jenius. Dia adalah anak seorang nelayan miskin yang tidak memiliki perahu namun harus menanggung kehidupan 14 jiwa dalam keluarganya.

Setiap harinya Lintang mengayuh sepeda sejauh 80 kilometer untuk sampai ke tempat belajar yang ia cintai - SD Muhammadiyah Gantong, melewati hutan dan sungai-sungai yang banyak buayanya. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia juga aktif dalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Dengan otak yang benar-benar cemerlang layaknya sebuah Lintang yang bersinar.

Si jenius alam
Yah, Lintang adalah seorang jenius alami yang tersiakan, aku terpana saat Andrea melukiskan bagaimana saat angka-angka dari buku yang ia baca hidup dan menari-nari. Serta saat cahaya ilmu tampak dari dahi. Itu persis dengan apa yang aku bayangkan: ilmu memang cahaya dan ketika pemahaman atas ilmu merasuk dalam benak kita, kalimat dalam lembaran-lembaran itu memang seakan bercahaya dan seakan berbicara untuk dirinya sendiri dan mengatur sendiri dirinya dalam benak kita. Bila hal itu terjadi maka aku yakin ilmu itu akan lekat selamanya.

Demi Lintang jangan ada lagi putra bangsa yang tersiakan... Mari kita cari Lintang-Lintang lain dan bantu apa saja yang mungkin. Satu lagi yang mengharu biru adalah keyakinan akan daya magis sebuah cita-cita, pancangkan ia setinggi langit, jangan lepaskan sekalipun gravitasi bumi menghalangi kita meraihnya. Itulah kenapa aku tetap bercita untuk menjadi astronot sekalipun tampak absurd bagi orang lain.

Cita-cita kawan, anda harus punya satu!

Demam Laskar Pelangi

| September 25, 2008 | Sunting
Laskar Pelangi pergi tamasya
Bukunya yang sudah mbrojol dari tahun 2005 lalu ini menjadi national-bestseller dan berkali-kali cetak ulang dengan jumlah pembaca fantastis.

Setali uang dengan bukunya, filmnya yang diluncurkan hari ini juga sudah menjadi demam di masyarakat terlebih dahulu - ini melebihi popularitas bukunya sendiri pastinya yang baru booming beberapa tahun setelah bukunya keluar. Yah namanya juga lagi booming, jadi topik untuk diomongin dimana-mana, bahkan sampai di pengajian di daerahku Laskar Pelangi dijadikan contoh kalau mau usaha, nothing is impossible. 

Dan mungkin juga karena mengikuti trend itu pula kubuka catatanku untuk merangkai kalimat tentang LP dan inilah tulisan yg ke-5 membahas soal LP. Yah demi mengikuti apa yg dibilang booming dan supaya gak ketinggalan, akhirnya ku keluarin budaya latahku. -_-

Apabila berkesempatan untuk menonton filmnya, paling tidak ada 3 bagian cerita yang sangat ingin kulihat, yakni:
  • Betapa Bu Muslimah menangis saat Pak Harfan mulai pidato akan menutup sekolah karena murid baru yang tak memenuhi kuota hingga sang juru selamat Harun datang.
  • Debat Lintang dgn Drs. Zulfikar yang adalah guru Sekolah PN dengan seabrek gelar akademik dlm cerdas cermat yg akhirnya turunkan prestise sekolah PN di depan sebuah sekolah desa yang tampilannya tak lebih dari sebuah gudang kopra. 
  • Dan tentunya siapa yg gak penasaran nama karya akbar Mahar di karnaval 17an yg yang menampilkan ide-ide liarnya dalam hentak rampak tarian ala suku-suku di Afrika yang akhirnya kembali melambungkan prestise sekolah Muhammadiyah itu.
Selebihnya aku paling gak mau liat adegan dari Bab 30, Elvis has left his building dimana Lintang sudah tercampakkan di bedeng2 penambang pasir di tepi pantai, atau dengan adegan ibu anak di RSJ Zaal Batu. Uuuuuuhhh....

Yah tapi sayang tidak ada budget untuk nonton ke Jogja. Atau mungkin ada yang mau nraktir? Silakan, dengan senang hati. Hehehehe...

Senandung Laskar Pelangi

| September 24, 2008 | Sunting
Bu Mus dan Laskar Pelangi
Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warna bintang di jiwa

Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia selamanya

Cinta kepada hidup
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita

Laskar pelangi takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Seiring dengan mulai akan diluncurkannya film Laskar Pelangi, original sound track alias OST film inipun mulai naik daun. Selain OST yang liriknya kutulis di atas, ada juga beberapa lagu lain yang menjadi lagu tema film ini. Masing-masing ada Tak Perlu Keliling Dunia dari ayang Gita Gutawa, Sahabat Kecil yang dinyanyikan oleh Ipang. 

Kemudian ada juga lagu Sahabat yang dibawain oleh Garasi - wah, ini ada nepotisme sama Miles sepertinya hehe. Lalu Mahar 'LP' juga menyanyikan lagu Melayu Bunga Seroja bersama Mara Karma (siapa lagi nih?), Sherina menyanyikan Ku Bahagia. Dan ditambah dua lagu lain yakni Waltz Musim Pelangi dan Mengejar Harapan yang masing-masing dilantunkan oleh Meng Float dan Gugun and The Blues Bug. Oh ya, ada Netral juga yang khusus membawakan lagu berjudul Lintang! Manifestasi dari semangat Lintang si anak nelayan.

Sementara OST-nya sendiri didendangkan oleh Nidji dengan judul serupa dengan judul filmnya. Lagu tersebut dirangkai oleh kata-kata nan indah dengan menitik beratkan pada arti persahabatan. Dengan ditunjuknya Nidji sebagai pelantun lagu persahabatan Laskar Pelangi, menurut saya pas banget sih apalagi sebelumnya Nidji sudah sempet melejit dengan Arti Sahabat.

Menurut saya, spirit dalam lagu ini sungguh terasa, apalagi pada baris:
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa...
Memberikan sebuah semangat supaya saya terus belajar sehingga pada nantinya dapat melepaskan mimpi-mimpiku - masa di mana mimpi-mimpiku terwujud. :)

Laskar Pelangi Naik Layar Lebar!

| September 24, 2008 | Sunting
Film Laskar Pelangi
Esok, Kamis 25 September 2009, film layar lebar, Laskar Pelangi hasil besutan sutradara kondang Riri Riza dan Mira Lesmana yang diangkat dari novel Andrea Hirata akan diluncurkan yang akan ditandai dengan nonton bareng 1000 guru di Bandung. Film ini sejak awal sudah diprediksi akan mendulang sukses seperti juga sukses novelnya yang menjadi bestseller.

Bahkan sang penulis sendiri sudah memproklamirkan bahwa filmnya lebih bagus daripada novelnya! Yah sungguh sebuah pernyataan yang terlalu dini tentunya mengingat filmnya sendiri baru beredar besok, apalagi yang juga harus difikirkan adalah bahwa tidak semua estetika kata dapat dituangkan dalam adegan film lho bang Ikal. Terlepas dari itu semua, film Laskar Pelangi ini konon tidak jauh dari novelnya - meski sudah sedikit dibubuhi bumbu-bumbu penyedap lewat skenario Salman Aristo yang beberapa waktu lalu juga mendulang sukses lewat AAC.


Setting film ini sendiri dicari yang seotentik mungkin dengan keadaan Belitong era 1970-an dengan Sekolah Muhammadiyah tua yang menjadi pusatnya. Sementara pemeran film ini adalah paduan artis-artis profesional macam Lukman Sardi yang gadang menjadi tokoh Ikal, Cut Mini menjelma menjadi Bu Mus, hingga Ikranagara yang diplot sebagai Pak Kepsek Harfan. 


Laskar Pelangi sendiri diperankan oleh bocah-bocah Belitong. Mereka diantaranya adalah Zulfany, si Ikal masa kini, lalu si genius Lintang akan diperankan oleh Fedian, sementara si master seni Mahar oleh Veris Yamarno.

Yah, kita tunggu saja fìlmnya beredar , tinggal besok kok dan kita buktikan apakah benar lebih bagus dari novelnya . Dan semoga dengan film ini kita sebagai potret anak muda harapan bangsa dapat lebih termotivasi untuk terus belajar dan belajar. Selamat Laskar Pelangi yang sudah naik layar lebar :)


Berikut beberapa cuplikan filmnya, hangat dari akun Flickr Laskar Pelangi khusus untuk para pembaca semua.

yourimagetitle
Muhammadiyah Gantong
yourimagetitle
Bu Mus dan Pak Harfan
yourimagetitle
Ikal dan Ayahnya
yourimagetitle
Para Laskar
yourimagetitle
Membaca Peta
yourimagetitle
Harun dan kawan-kawan
yourimagetitle
Karnaval 17 Agustus
yourimagetitle
Sekolah Alam
yourimagetitle
Persiapan Cerdas Cermat
yourimagetitle
Hujan-hujanan
yourimagetitle
Menunggu Lintang

Penyuntik Semangat itu Laskar Pelangi

| September 23, 2008 | Sunting
Laskar Pelangi. Novel apik Andrea Hirata yang hampir saja kulewatkan karena malas membaca. "Yen kamu pingin suntikan spirit untuk sekolah, baca Laskar Pelangi. Masak hari gini durung moco seh?" Kata-kata mas Iman mengomentari keluhku yang saat itu tengah kelelahan cuma karena mengayuh sepeda sejauh 8 km pulang pergi untuk sekolah itulah yang awalnya mengusikku. Ditambah argumen mbak Ratieh, "Kalau AAC aku gak terlalu pingin nonton film-e, tapi kalau Laskar Pelangi difilmkan, aku kudu nonton!"
Buku Laskar Pelangi
Yah, akhirnya sambil manfaatin waktu setelah ujian, Mei lalu kupinjam buku itu dari perpustakaan. Surprised: dari yang awalnya gak tertarik, kulahap buku itu dalam sehari. Kesepuluh murid Sekolah Muhammadiyah di Belitong Timor telah mengukir kisah apik yang dituturkan oleh satu dari mereka: Ikal yang tak lain konon adalah Andrea. Bahasanya mengalir begitu saja meski harus diakui banyak istilah asing yang digunakannya. 

Kisah dimulai di suatu pagi penentuan nasib sekolah Muhammadiyah tersebut: tetap dibuka atau ditutup. Sepuluh menjadi angka keramat, angka minimal jumlah murid yang harus didapat bila tetap ingin bertahan.


Sebuah drama sendu terjadi karena hanya ada 9 orang pendaftar hingga jam pendaftaran hendak ditutup: Ikal, Trapani, Lintang, Sahara, Kucai, Borek, A Kiong Mahar dan Syahdan. Tapi akhirnya datang malaikat penolong yang menjadikan sekolah itu tetap dibuka walau dalam keadaan yang memprihatinkan yaitu Harun. Dari situlah denyut nadi sekolah terasa lagi, pelan-pelan. Sepuluh anak itu belajar dalam kondisi kurang, walau begitu semangat mereka dan guru mereka: Bu Muslimah yang akhirnya mengubah nasib sekolah itu.

Dari 10 anak yan
g nantinya akan belajar bersama sampai lulus SMP itulah Laskar Pelangi lahir yang disebabin kesenangan mereka melihat pelangi setelah hujan reda. Dari situ pula lahir sosok-sosok brilian seperti Lintang, si kuli kopra yang mengayuh sepedanya 80 km untuk sampai sekolah yang menjelma menjadi Einstein cilik - walau selanjutnya karena sang ayah meninggal, mimpinya jadi seorang ahli matematika gagal karena ia harus berhenti sekolah dan bekerja cukupi kebutuhan keluarganya. Yah, ironis memang apalagi ini terjadi di pulau terkaya: Belitung. Ada pula si Mahar, master seni, yang berhasil mengangkat prestise sekolah kampung lewat ide cemerlang dalam karnaval 17-an. Dan tentunya dengan si Ikal sendiri.

Lalu ada apa dengan mereka? Baca sendiri deh novelnya, walaupun mungkin nanti kalian sudah melihat filmnya, kenikmatan tesendiri akan kalian dapat dari membaca novelnya. Yang pasti, novel inilah yang membuatku terus bersemangat walau kini kuharus mengayuh sepeda 10 kilometer lebih jau. Kalau Lintang saja bisa kenapa aku tidak? SEMANGAT!

Tebaran Lagu Religi di Bulan Suci

| September 23, 2008 | Sunting
Ramadhan ternyata bukan saja tempat berlomba-lomba kaum Muslim berburu berkah ibadah, karena ternyata para penyanyi juga berlomba di telinga pendengar dengan puluhan lagu religi dalam suasana Ramadhan.
Album lagu Opick
Sebut saja dari yang sudah notabene sebagai penyanyi religi seperti Opick hingga penyanyi dan band musik pop yang sejenak berpindah haluan semisal Ungu, Afgan, Gigi, Marshanda, hingga Vagetos yang merupakan 'pendatang baru' di blantika musik religi dalam negeri.

Allah engkau dekat, penuh kasih sayang/
Takkan pernah biarkan hambamu menangis/
Karna kemurahan-Mu/ Karna kasih sayangmu. . .

Itulah intro single dari Opick, "Cahaya Hati" dengan lirik-lirik khas Opick yang singkat tapi dapat sampai menyentuh hati. Lagu religi yang ke sekian kali dari Opick ini tentulah sudah akrab di telinga, apalagi sudah menjadi lagu tema sebuah sinetron religi dan juga menjadi lagu tema sebuah iklan ucapan selamat berbuka yang ditampilkan secara dramatikal yang apik. Yah, Opick terus saja.

Demikian pula dengan tradisi Ungu yang selalu menelurkan lagu religi di bulan Suci. Tahun ini band yang di pimpin oleh Pasha ini mengucapkan rasa syukur atas karuniaNya dan janji mereka pula untuk terus beramal dalam dalam lagu "Dengan NafasMu" yang merupakan satu dari beberapa lagu dalam album Aku dan Tuhanku yang diluncurkan 2 minggu sebelum lebaran. Reff lagu tersebut: "Dan dengan nafas yang telah kau hembuskan dalam kehidupanku/ Ku berjanji ku akan menjadi yang terbaik/ Menjalankan segala perintahmu, menjauhi segala laranganmu, adalah sebaris doaku untukMu//" adalah sesuatu yang pastinya tak asing lagi bahkan mungkin hingga mengelupas di luar kepala.

Tetapi tentunya single terbaru Afgansyah Reza lah yang agak beda. Bukan apa-apa seh tapi berangkat dari lagu-lagu pop yang kebanyakan berisi tentang cinta semacam Terima Kasih Cinta dan Sadis, Afgan kini sedang nge-trend dengan single "Pada-Mu Kubersujud". Disini, tetap dengan nada2 yang seolah mengiris kalbu, Afgan ungkapkan syukurnya dan juga sesalnya yang kadang kala melupakan Tuhan dalam sebuah lagu singkat yang ditutup dengan reff: "Ampuniku Ya Allah yang sering melupakanmu/ Saat kau limpahkan karuniaMu/ Dalam sunyi aku bersujud/ PadaMu ku bersujud//"

Yah terlepas dari semua itu kita hanya bisa berharap merebaknya lagu religi bukan sekadar budaya latah, tapi benar-benar upaya penyegaran rohani umat karena tentu saja beda tujuannya kalau yang nyanyiin lagu-lagu itu Jupe ataupun Aura Kasih kan?

Kubelajar Berpuasa

| September 20, 2008 | Sunting
"Ye... Who believe! Fasting is prescribed for you even as it was prescribed for those before you,that ye may ward off."
Ehm ... Gayanya yah pakai bahasa Inggris segala. Sudah pinter po? Sudah makan kamus po? Haha. Bukannya gitu, juga bukan sok pinter karena itu sebenarnya sudah biasa disebut-sebut para ustad di pengajian-pengajian. Dan kalau kalian tahu artinya pasti respon kalian paling juga: "Oh, itu toh? Udah sering denger tuh!"

Versi Indonesia ayat tersebut memang merupakan menu wajib selama bulan puasa! Itulah surat Al Baqarah ayat 183, tahu kan? Versi bahasa Inggrisnya tersebut aku contek dari buku pelajaran, setelah oleh Pak Tri, guru bahasa Inggrisku yang baik hati itu, beberapa hari lalu setelah tadarus pagi (tadarus adalah rutinitas bagi siswa Muslim sekolahku selama bulan Ramadhan) beliau berkenan menulìskannya untuk kami, disamping terjemahan beberapa ayat suci lainnya.

Tambah ilmu deh, kalau dibuat sms ucapan juga bisa sedikit bergengsi: wah pinter ki nganggo boso Inggris... -_-

Yah, tahun ini seperti juga tahun-tahun sebelumnya aku kembali belajar menahan lapar dan dahaga serta mengerem gairah nafsu juga tentunya, sepanjang waktu terbit fajar hingga tenggelam matahari dalam sebuah ibadah penuh pahala bernama puasa.

Tahun ini aku kembali belajar mengakui ke-akbar-an Tuhan betapa nikmat-Nya sangatlah besar karena telah mengizinkanku senantiasa dalam kenyang, bukan kelaparan. Tahun ini ku kembali belajar rasakan hidup laksana duafa sempurna. Betapa sudah sakitnya ini perut dan keringnya tenggorokanku hanya karena tak makan dan minum selama seharian saja. Lalu sampai seperih dan sekering apa mereka yang sudah terbiasa puasa, mengencangkan ikat pinggang karena keadaan?

Yah, tahun ini aku kembali belajar puasa, sedari awal bulan sampai purna bulan ka sembilan di bawah terik matahari yang membakar raga. Tapi tahun ini ku juga belajar bahwa aku yang sudah hina dina ini bukanlah yang terburuk dari segalanya. Aku masih bisa menikmati pulennya nasi tiap sahur dan segarnya kolak setiap berbuka puasa. Juga tenangnya jiwa dalam balut ibadah sunah tarawih sementara diluar sana yang sahur dan buka hanya dengan nasi dan secabik garam masih sangat banyak. Harus pula lewatkan tarawih, bukan karna nonton sinetron, tapi karena harus bekerja mencari apa yang akan dimakan esok hari.

Semua terasa nikmat, sungguh nikmat, sangat nikmat, sebagai sebuah titian menuju fitrohnya jiwa. Selamat menjalankan ibadah puasa 1429 H, mari belajar bersama :)

Kok...

| September 12, 2008 | Sunting
Uuuuuh... Kok tidak bisa sekontinyu dulu ya aku dalam masalah ngeblog? Udah blog kagak ke-urus, tulisankupun juga masih belum berbobot-berbobot banget. Maaf deh buat para fans-ku, hehe. Yah, bukannya sok sibuk tapi memang benar-benar sibuk nih aku *lhoh, bantu dong..

Berangkat sekolah jam enam pagi dan baru pulang jam empat sore, bayangin coba. Setelah itu sampai rumah juga sudah capek banget, males untuk ngapa-ngapain sehingga kamu juga telantar deh blog.

Tetapi, walaupun nafasnya sudah Senin Kamis, insya Allah tetap jalan terus kok :) Aku tidak ingin blog yang udah aku buat dengan susah payah menjadi bertitel almarhum. Padahal disinilah kutulis catatan hidupku sehingga bisa jadi karena tidak ada tulisan para fansku mengira aku sudah mati, naudzubilah ... Aku belom siap mati. Aku masih muda, masih banyak waktu untuk berbuat dosa beramal dan meminta ampunan atas khilafku yang menggunung. Ampuni hambamu ini ya Allah.

Yah gitulah intinya.  Aku jsibuk nih. Gimana dong? Ada yang mau membantu saya? Ada yang mau menggantikan saya? Nggak ding. Janganlah,jangan..

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine