Jam Karet: Sebuah Budaya?

| November 28, 2008 | Sunting
East meets West
Entah kepada siapa aku harus bercerita, tetapi intinya aku sedang dhongkol banget dengan jam orang Indonesia, jam yang suka molor, kaya karet! Huh!

Begini asal ceritanya, tadi pagi ada kegiatan penghijauan di Karangasem yang salah satunya dihadiri oleh bupati. Nah, karena rombongan si bupati akan melewati jalan depan sekolahku, maka siswa-siswa disuruh untuk membuat pagar manusia di depan sekolah untuk memyambut mereka - yang begini ini warisan jaman Pak Harto ya?, apalagi si bupati adalah alumni sekolahku.

Dan... Mulailah kegiatan tidak penting dan membuang-buang waktu itu: menunggu lewatnya rombongan bupati di jalan depan sekolah - yang mana sepertinya hanya Allah yang tahu kapan tepatnya.

08:00: Siswa-siswa sudah berbaris, rapi sekali. Pak Medi, Wakil Kepala Sekolah kami, mengumumkan bahwa rombangan bupati akan melintas pukul 08:30. Para siswa diharapkan agar tetap rapi. Ketika rombongan melintas, kami juga harus melambai-lambaikan tangan. 

08:18: Satu dua siswa sudah mulai jongkok, kipas-kipas, garuk-garuk kepala. Bahkan Guntur dan Alfiab malah ke kantin membeli es. Kami sudah seperti cacing berseragam putih abu-abu yang dijemur pagi-pagi. Dan mataharipun sedang tanpa mendung sedikitpun, walhal pagi-pagi kami sudah harus berlumur keringat deh.

08.30: Jalanan lengang. Tanda akan datangnya para punggawa belum juga terlihat, aah. Pak Medi meminta kami bersabar, sambil menyanyikan mars sekolah. Warga, Prabawiyatama... SMA Negeri Cawas nyata...

08:42: Aku sudah mulai kering, keriting! Dan juga sudah tidak kuat berdiri. Baju dalamku basah, kecut banget! Beberapa anak malah sudah masuk kelas.

09:03: Aku sudah tidak kuat menahan semua beban ini #eh, maksudku panas - haus - keringat bercucuran. Sehingga, kembali ke kelas lah aku. Menyalakan kipas angin lalu minum es. Ah...Segar.. Teman-teman bermain gitar. Aku sempat tertidur.

Lalu bagaimana dengan rombongan bupati yang rencananya mau lewat?

09:32 Sirine mobil polisi terdengar meraung-raung. Rombongan bupati Klaten, Sunarna yang terhormat, ternyata. Itupun kabarnya tanpa melambatkan laju mobilnya sedikitpun. Beberapa detik saja melintas, lantas melaju terus ke arah selatan. Itupun kami tidak tahu, apa benar-benar bapak bupati yang lewat. Kaca mobilnya terlalu gelap untuk kami intip, pun ianya melintas dalam sekejap. Lebih dari itu, kamipun sudah bacut dhongkol karena JAM KARET!

Menyedihkannya, jam karet ternyata bukan hanya milik si pak Bupati. Jam tak berwujud ini rasanya sudah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat. Dalam membuat janji misalnya, kita jarang menyebutkan jam secara spesifik dan lebih memilih menggunakan jawaban seperti, "Habis Dhuhur ya!", "Bar Maghrib yo...". Pertanyaannya, sampai kapan kita mau begini?

Impian Alamku

| November 28, 2008 | Sunting
kala titik-titik embun mulai lepaskan diri dari pucuk dedaunan..
ketika terang mulai merayap singkirkan gelap
ketika itulah hati kecilku mulai bertanya
manakah alam dambaanku??
ketika itulah alam berbisik
seakan menjawab keluhanku itu
berkatalah ia 
"bila aku diurus dengan baik itu impianku, 
dan bila ku dirusak dan dicemari itulah keluhku"
Puisi di atas ditulis oleh Abdul Qodir, seorang anak laki-laki berumur 15 tahun yang saat itu masih bersekolah di MTs Nurul Hidayah, Sidamulya, Cisarua, Nanggung, Bogor, Jawa Barat. Ia suka bertualang dan menulis puisi ataupun cerita. Ia juga suka membantu orang tuanya di kebun. Qodir adalah satu dari sekian banyak penambang emas tradisional di gunung Pongkor, Bogor. Demi mendapatkan uang tambahan, ia dan rekan-rekannya tanpa sadar mencemari sungai dengan bahan kimia pengolah bijih emas. 

Alamku Tak Seramah Dulu,
Yayasan Obor - 2006
Puisi dan kisah Qodir si penambang emas tersebut merupakan bagian dari buku Alamku Tak Seramah Dulu, terbitan Obor Indonesia.

Buku ini berkisah tentang bumi Indonesia yang telah berubah. Sungainya tak lagi jernih gara-gara limbah pabrik, hutan-hutan berubah menjadi jalan raya dan pabrik. Hingga hilangnya lahan bermain anak-anak.

Sebagian besar perubahan itu kasat mata, terlihat di sekeliling kita. Namun, karena semuanya terjadi sedikit demi sedikit, kita seolah malah terlena. Seperti Penguwar di belantara Jambi misalnya, bermula dari minuman dalam saset, Jas Jus, ia mulai merelakan daging rusa jatah makannya demi buah-buahan semu yang tidak bisa ia temukan di rimbanya - strowberi, leci hingga melon.

Perubahan juga datang melalui kotak manipulatif bernama televisi. Sipar yang tinggal di lereng gunung Merapi dibuat penasaran oleh kisah Mak Lampir di televisi. Apa ia benar ada? Dimana? Kenapa tidak pernah sekalipun ia temui?

Nah, disinilah kehadiran uang dan barang-barang, seperti yang ditulis dengan apik oleh Aditya Dipta Anindita dalam pengantarnya, memanipulasi pikiran manusia-manusia Indonesia. Kehadiran barang-barang "baru" yang membuat manusia membuat manusia mengalihkan pemenuhan kebutuhannya dari alam kepadanya dan pada titik inilah uang menjadi penting: Penguwar lebih memilih buah imitasi Jas Jus dari pada memetik sendiri buah-buahan segar di hutan, ketika tak ada lagi hutan dan sungai tempat bermain di desanya maka Fakri harus membayar sewa play station.

Uang dan pasar jugalah – didukung teknologi informasi dan transportasi – yang mempertemukan manusia di berbagai tempat dalam pengalaman yang sama. Penguwar yang tinggal di hutan Jambi menikmati Jas Jus yang juga diminum oleh Agnes Monica di Jakarta. Fakri bermain play station seperti halnya anak-anak di Jepang sana. Konon, para pakar dan pemikir menamakan proses ini sebagai globalisasi.

Menurut mereka, globalisasi adalah suatu sistem budaya yang global, yang mendunia. Artinya, di belahan dunia manapun kita berada, pasti akan terkait dalam satu jaringan besar. Kita semua adalah bagian dari mata rantai, saling mempengaruhi.

Tentu ada dua sisi yang didapat dari proses ini: positif dan negatif. Kebetulan Penguwar, Sipar, Qodir, Haposan, Fakri dan Bu Sukenti termasuk yang tidak beruntung karena alam di sekitar mereka tak lagi ramah dan bersahabat.

Di lima lokasi dan persoalan yang berbeda tersebut, terdapat benang merah yang sama yaitu anak dan perubahan lingkungan yang setelah ditelusuri sebab-akibatnya, disimpulkan satu persoalan besar yaitu hukum keterkaitan dunia tadi. Lalu jadilah buku ini agar kisah Penguwar, Sipar, Qodir, Haposan, Fakri dan Bu Sukenti dapat menjadi renungan bersama.

Rasanya tak perlu menunggu 30 tahun – sebagaimana Bu Sukenti – untuk menyadari perubahan alam di sekitar kita. Kita sadar mulai dari sekarang!

I Have a Dream

| November 25, 2008 | Sunting
Beasiswa Titian Foundation Generasi 1 
I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream
I have a dream, a fantasy
To help me through reality
And my destination makes it worth the while
Pushing through the darkness still another mile
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream
I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream
I'll cross the stream - I have a dream 

By: Westlife

Kau

| November 22, 2008 | Sunting
kau yang mengundangku,
bak tawarkan satu ajakan
agar lekas berkemas
dan bergegas menjengukmu

daun lamtoro rapatkan badan
batang- batang putri malu melipat
semua seperti ingin mengunci
dir dan kabarkan bahwa di rumah
itu hanya sunyi, yang digemakan

air kolam nyaris tanpa riak
lelawa segera berkelana,
sebagaimana..,
penyair angkuh yang mengembara
memburu kata- kata

aku masih ingin menikmati langit
aku masih ingin memandangmu
yang sayu dan selalu terjaga,
bagaimana berkelit dari
lelah dan lupa

dan, suara itu pula yang menuntunku
menuju sebuah rumah yang bercahaya

Senja di Rinjani

| November 20, 2008 | Sunting
(sebuah mimpi manis di awal petang)

setitik cahaya yg jauh terletak di andromeda tapi dapat menyinari remang senja di rinjani akan jadi ceritaku malam ini, yang kurajut dari kenangan maniez bareng cahaya itu.

sungguh tak ada rekahan fajar yg seindah matanya dan,,, wajahnya adalah kemilau aurora. sungguh cahaya itu telah menjadi pelita yg setia temani tiap langkah kaki ini, perlahan butiran kasihpun tumbuh jadi pohon cinta yg tumbuh subur di lahan cinta yg membentang di antara bilik dan serambi hati ini.


sungguh, area sastraku kering, tak tahu dengan kata apa supaya bisa lukiskannya karena memang dia bukan sebuah bait puisi yg bisa memburu jutaan kata indah, tapi dia adalah cinta, yang terindah di antara yg mahaindah. manjain aku hingga aku menggelelendot manja sandar di pundaknya, atau bahkan rebahin tubuh ini di atas tubuhnya tanpa harus takut bila bibirq menggamit bibirnya karena kami memang satu!

suaranya adalah petikan harmoni malaikat yg setia menyapaku tiap senja di rinjani. tenang meluncur begitu saja dan menyelimuti hati ini yg lagi kelu. makasih tuhan, telau kau kirim kekasih hati yg senantiasa ada untukq dan mau menerimaku apa adanya, tanpa ia perhitungkan aq ini sangat jelek karena kami dah terlanjur sayang.


"ku bisa dapetin 1000 cowok tapi hanya kamu yg dapat kucintai!!" begitu katanya padaku yg bisa membesarkan hatiku. i always love u, altough the ocean rise and thunders roar huney,,,,


senja di rinjani bisa tutupi bunga dan pohon dari penglihatan tapi tak akan bisa tutupi sayangku bebh. ingat: 5000 mil bebz, lewatin aurora borealis, kumolonimbus, stratosphere, andromeda, eh ujung2nya balik ke kamu lagi,


kan kurangkai semua kata cinta di bumi, jadikan seikat kembang agar kau tau isi hatiku bebz...

suatu anugerah kubisa kenal dia, setitik cahaya yg terus bertambah terang, sinari perjalanan cinta kami, sungguh,,, semoga tuhan senantiasa ada dan memberkati kami so, cahaya terang itu tidak akan menjadi kobaran api yg bakar semua yg ada di dalamnya, termasuk,,kami.


://ku tulis semua ini dengan rasa cintaku kepada seseorang yang selalu tebarkan pesona cinta. senja yg tiap hari turun di rinjani ternyata bukan senja dalam rasa cintanya karena cintanya adaku memang tidak sedikitpun turun atau berkurang apalagi hingga hilang tersaput kelam malam... karena memang cinta bukanlah mimpi yg datang saat terlelap dalam tidur dan pergi dikala kita terbangun, tapi cinta adalah pengharapan yg lahir dari hati yg penuh cinta dan kasih tulus serta rasa percaya...

Egoisme Jalanan

| November 19, 2008 | Sunting
guyur hujan itu menebarkan egoisme di jalanan, huh

di depan kantor bri cawas semua peristiwa dalam postinganku ini terjadi di tengah derasnya hujan dan gelegar petir waktu ku neduh, tadi pas pulang sekolah, sekitar jam 15.30.

jujurku takut banget ama petir jadi daripada ku mati kutu di jalan mending neduh. di depan bri dah berteduh 2orang lainya, anak smp yg baru dari les dan bapak tua, tukang reparasi payung keliling, dia duduk sambilmelipat kakinya. mukanya terlihat pucat, bibirnya bergetar pelan seolah ada kata yg akan keluar dari mulutnya yg kepulkan asap.sepeda dan alat2 kerjanya sendiri ada di depannya, ditutupi plastik.

si anak smp tadi sedang melepas jas hujannya. lalu ia mengeluarkan buku2 dari dalam tasnya satu per satu, kemudian memasukkannya ke dalam plastik, agar tidak basah pasti..

dan yang paling ujung, seorang anak sma yang duduk sambil menangkupkan ke-2 tangannya, mantelnya sudah dilepas, matanya menyipit, rambut basah, badanyapun menggigil.. itulah aku.,

suasana sepi2 saja, si bapak duduk sambil merokok. si anak smp duduk saja, tanpa suara. aku sendiri duduk dan mencoba untuk nenangin hati karena aku lagi gelisah mikirin kalau hujan tidak kunjung reda.

suasana sedikit cair pas ku stel mp3 hpku. anak smp tadi mulai bicara, tanya2 tentang diriku, walau aku sendiri tak yakin, dia cuma mau megang hpku, gitu menurutku.sedang si bapak tadi menoleh dan mencari sumber suara, kelihatan sangat kagum kemudian lihat hp di tanganku..

hujan terus saja mengguyur dan bertambah lebat malahan. ketika itulah dari tikungan arah barepan seseorang,entah laki entah wanita terlihat terobos hujan,payungnya ijo selang seling putih.baru ketika udah deket, aku baru tahu bila dia wanita, memakai jarik, baju coklat, menenteng tas, dan... dia sudah tua. dia berjalan cepat, abaikan hujan yg deras menerjang.

badhe tindak pundi mbaah jawah-jawah mekaten? tanyaku perlahan. tiinn,,tiiinn,,cruot! duh, basah mbah. sebuah pick up ijo yg melaju kencang semprotkan airdari kubangan yg ada di jalanan ke tubuh wanita tua tadi, aaaaah.

wanita - wanita perkasa dari belantara cawas

| November 19, 2008 | Sunting
untuk mamak

para wanita itu mungkin punya tekad untuk bisa mendahului matahari terbit, sehingga sedari hari masih gelap mereka sudah mulai berdenyut, menandakan dimulainya sebuah kehidupan...


mulai dari para pedagang sayur yg 'mapag' pagi supaya tidak kedahuluan oleh pedagang lain. dengan sepeda tua mereka yang berkonya sudah meredup, mereka turun ke pasar dengan bronjong untuk membawa apa kiranya yang bisa mereka bawa dari kebun atau bahkan untuk menempatkan anak mereka yang tak mau ditinggal. menerobos pekat malam dan dingin yang menusuk tulang di antara renyai gerimis jalang kadang. segera kemudian kios mereka buka, atau segera ke tempat pengepul sayur apabila mereka adalah para pedagang sayur keliling.


pun mereka para buruh penanam padi yg berburu pemilik sawah yg mau menyewa tenaga mereka untuk menanam benih-benih padi. sejak pagi sudah berkubanglah mereka dengan air sawah serta lumpur. secara berkelompok mereka akan mengubah lahan persawahan yg awalnya masih kosong menjadi lahan yg sudah ternanami oleh padi-padi muda.

wanita-wanita perkasa belantara cawas,berlomba dengan waktu supaya tak mati kutu......

Laron, Anak-anak Ayam dan Mereka yang Kalah

| November 14, 2008 | Sunting
bulu-bulu laron. empunya sudah dipatuk ayam mungkin
pagi yang masih buta tak jadi aral turunnya hujan. azan subuhpun terdahului kala pasukan air raja langit datang menyerbu bumi dengan lesatan peluru cairnya yang kemudian membuat diriku malas beranjak dari tempat tidur. lagipula haripun masih samar.

kabut putih berarak dalam tanda tanya: apa yg menyebabkan terhamparnya selimut sang dewi nirwana? kala hujan reda, bergantian datang pasukan yang mungkin saja anak buah antareja dari dalam tanah. atau mungkin tepatnya kolaborasi dari antareja dan gatutkaca karena walau dari dalam tanah, tetapi mereka punya sayap dan bisa terbang. siapa dia?

laron. yah, laron yang keluar dari liang mereka yang bersanding dengan rayap. hujan yang baru saja turun menjadi panggilan ampuh bagi bangsa laron untuk keluar kandang. dan akhirnyapun berburu laron menjadi aktivitas anyar pagi ini. berbekal plastik bungkus krupuk, berlarian anak-anak kecil mencari lubang laron. begitu terjumpa, mereka kemudian menutup pintu sarangnya dengan plastik sehingga laron yang keluar akan langsung terperangkap ke dalamnya.

senanglah pasti mereka sengan seplastik laron yang bisa mereka bawa pulang untuk kemudian digoreng oleh ibunya. berubahlah kemudian binatang-binatang tadi menjadi lauk yang cukup yummy.  sayang aku alergi dengan laron. bahkan dengan sisa minyak goreng laron sekalipun.

pagi ini juga hal lain yg patut aku pikirkan. si burik, anak ayamku yg gemuk dan sehat disambar luwak di kebun blakang rumah. aku yang baru mau wudhu tinggal mendapatkan sisa suaranya yang bisa jadi meminta tolong. ini adalah kali kedua ayam-ayamku mati. yang pertama adalah adik-adik si burik. dari 9 jumlahnya, tinggal 5 karena yang 4 mati dimakan kucìng.

dan paling gak ada pelajaran yg bisa ku ambil dari peristiwa pagi ini: ternyata hukum rimba, yang intinya survival of the fittest, hingga kini masih eksis. yang kuat ngalahin yang lemah agar bisa bertahan hidup. dan laron juga ayam tadilah yang mewakili golongan minor dan manusia pun luwak menjadi mereka yg kuat.

aktualisasinya di dalam kehidupan bahkan semakin jelas dan mudah dijumpai, dimana golongan lemah selalu menjadi bulan-bulanan keadaan. serìng pula mereka yang punya kuasa memanfaatkan kekuasaan itu untuk menindas yang lemah...

sebagai kaum yang tak mau ditindas walau lemah aku harus cerdas sehingga aku tidak mudah dibohongi,tidak gampang masuk perangkap seperti yang dipasang oleh bocah pencari laron tadi. sehingga, yuk aku mau sekolah dulu.

aku adalah laron bersayap kecil yang sedang berusaha menggapai langit dan meraih para bintang, tempat kugantung mimpi yg sempurna!

The Beauty of Mathematics

| November 11, 2008 | Sunting
The beauty of math
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321


1 x 9 + 2 = 111
2 x 9 + 3 = 1111
23 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111


9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888.




Brilliant, isn't it?

And look at this symmetry:


1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321.




Now, take a look at this....
From a strictly mathematical viewpoint: What Equals to100%?
What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to GIVE OVER 100%.
How about ACHIEVING 101%? What equals 100% in life?
Here's a little mathematical formula that might helpanswer these questions:


If each of:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.


So:
H-A-R-D-W-O- R- K
8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%


And:
K-N-O-W-L-E- D-G-E
11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%


But:
A-T-T-I-T-U- D-E
1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

THEN, look how far the love of God will take you:
L-O-V-E-O-F- G-O-D
12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%

Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:
While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will get you there,
It's the Love of God that will put you over the top!

It's up to you if you share this with your friends and your beloved ones just the way I did...Have a nice day..

Source: Opa

Rayu Sang Selatan

| November 11, 2008 | Sunting

dalam gelombang sunyi,
ombak pantai laut selatan
merayu hati.
dengan debur riaknya
aku tertidur di dalamnya
dan mati sesaat dalam
biru laut sagaranya


Hari ini, 10 November 1945

| November 10, 2008 | Sunting
... Selama pemuda indonesia masih memiliki darah merah yang dapat membuat kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan menyerah...
Sepuluh November 63 tahun lalu gema kalimat tersebut telah membakar semangat arek-arek Surabaya untuk angkat senjata melawan Sekutu yang ingin kembali menjajah Indonesia. Semangat tidak mau untuk dijajah kembalipun berujung pertempuran nan dahsyat di Surabaya. Pertempuran tersebut meletus diawali dengan penyobekan bendera Belanda di Hotel Yamato dan juga terbunuhnya Brigjend Mallaby, salah satu pimpinan Sekutu, di Jembatan Merah. Peristiwa itulah yang kemudian membuat 10 November diperingati Hari Pahlawan, wujud hormat kepada pahlawan yang taruhkan raga mereka demi kemerdekaan.
Bung Tomo
Lalu bagaimana dengan apresiasi anak muda sekarang terhadap jasa pahlawan? sedih sekali, jangankan menghayati, untuk nyebutin nama pahlawan saja sulit buaangeet. dan barulah kita menyadari bila slogan seperti "jas merah", "bangsa besar adalah yang bìsa hargai jasa para pahlawan" mang bener2 tinggal onggokan kata tanpa makna yg mungkin suatu saat berkarat & hilang kemudian. hari ini, untuk luangin 30 menit buat khidmadnya upacara aja juga dah gag bisa, yg memperingati sementara itu juga cuma sekadar seremoni belaka.

alunan lagu lagu perjuangan dulu adalah sebagai penyemangat di medan laga, tapi kini tlah berubah menjadi langgam penyemangat hidup bagi para veteran perang tuk bisa hidup di tengah keras kehidupan meski harus menjual bintang kehormatan mereka satu per satu.ironis memang karena hal ini malah terjadi pada mereka yang telah berjuang demi negara.

di hari pahlawan ini pada akhirnya mengajak kita untuk lebih menghargai jasa para pahlawan dan menyontoh sifat mereka sesuai relevansi masa kini dimana sedang dibutuhkan para pahlawan yang harus berjuang mengusir kebodohan, kemiskinan, dan kebodohan.

banteng banteng pemuda, nasib kita ditentukan oleh tindakan tindakan kita sendiri, kita harus temukan keunggulan diri, bukan dengan duduk manis danmenunggu apa yang disebut keunggulan itu datang sendiri.

ayo satukan langkahmu, kembangkan darma baktimu kita pasti maju berkat lindungan Nya...tidak ada pahlawan telat, kesiangan, atau apalah, itu smua hanyalah wujud iri dari orang- orang yang tak ingin kita maju.

selamat hari pahlawan 10 november 2008 kobarkan spirit para pahlawan dalam dada kita untuk selanjutnya kita bisa meraih bintang di jiwa. sementara bagi para pahlawan yang tlah gugur moga dapatkan tempat terindah di surga-Nya. amin

:// catatan 53

| November 10, 2008 | Sunting
cuapek banget,
sumpah. badan
ini langsung aja
terhempaskan
kala kasur telah
terhampar di
depan mataku.
aaaaaaggghht.
badan juga dah
serasa lemes,
bahkan ampe
jam segini belum
bisa pejamin mata.

ni tadi ceritanya
abiz jalan-jalan,
walau mang
tujuan pertama
bukan jalan2
tapi mau nonton
laskar pelangi,
unfortunately,

tiket siang habis,
so gak jadi deh,
hehe, tapi gak
papa lah karena

habis itu bisa
muter-muter
amplaz, cuci

matalah mungkin
istilahnya, juga
masuk gramedia
lihat2 buku(cuma
lihat lhoh tapi).

bareng mbak iin
(orang titian nih),
maz iman (orang

titian plus yang
dah nraktir aku
walau ampe aku
masih bingung ni
dlam rangka apa
tapi yang pasti
thankz maz) n ma
mba anita, orang
titian juga neh.

sumpah, walau
notabene orang
jogja, baru kali
tadi aku masuk
amplaz, tahukan
ambarukmo plasa?
so, surprised bgt
waktu liat ada
tangga bisa jalan
sendiri, atau ada
kotak ajaib yang
bisa ngeluarin
teh botol, ndeso
tenan lah aku ni.
dan walaupun
akta lahirnya itu
jelas bgt tertera
di jogja, ternyata
amplaz ga ada
jogjanya babar
blas. klepon atau
ampyang yang
sering aku temui
di pasar sentul
dah diganti ama
hamburger atau
apalah namanya.
juga gimana pula
dengan rebab
dan siter yang
suka aku liat di
mirota juga gak
ada, yang ada
alat-alat musik
yang aneh, cuma
nggedor-gedor
telinga tapi gak
merasuki jiwa.
pengunjung juga
entah gak ada
yg pake kebaya
kaya di pasar
beringharjo.uuh.
yang muda wis
ra genah, kaki di
bungkus celana
ampe sekecil
mungkin, katane
celana pensil,
bule-bule ning
mung sirahe juga
berseliweran.
tanpa malu pada
gandengan ama
cewek mereka
yang tak kalah
parah dengan
celana sepaha
yang lebih cocok
buat anak sd,
dan seolah tanpa
dosa tangan saling
lingkari pinggang
n kepala saling
bersandaran.
tak adakah malu?
juga baru kali ni
aku temui orang
darmawisata ke
mall, bukan ke

borobudur, boko,
prambanan, atau
jatijajar kayak
pas aku sd,

sekian tahun lalu

huuuuuuhhhhh
dimana jogja?
mana dakon

kok cuma ada game2
aneh yg nìlai
edukasine ga
seberapa...??
juga ada dimana
jogja yang arif?
mana jogja yg
lokal jawanya
katanya masih
tinggi dijunjung?
sumpah aku pusing.
kalau cuma buat
gini ngapain juga
digusur tu pasar
tradisional buat

dijadikan mall??
sementara cuma
kesan kumuh yg
jadi lebih bersih
sementara banyak
kebersamaan
yang kita temui
di pasar tradisi
hilang di telan
keangkuhan dan
egoisme yang
dikedepankan.
acara tawar
menawar udah
gak ada lagi
padahal ada
kemistri tersendiri
dari itu?

sumpah aku jadi
pusing because it.

Potret Hujan

| November 09, 2008 | Sunting
sumawura pancuran emas ing jagad raya,
ing recehing dahana lan kembengeng tirta
amarta saka kang murbeng dumadi dalah
kajoring satriyo ing tengahing yudha 
======================================================
hujan-hujanan
nostalgia indah masa kecilku
======================================================
kubangan
tergesa-gesa berjalan karena keburu hujan
======================================================
eksotika hujan
walau kudanan, sing penting ati seneng!!!
======================================================
woman in the rain
ingin ia melihat lubang-lubang tempat air berjatuhan
=========================================================
kenangan lama
mengingatkanku kala berangkat sekolah
pas hujan dahulu...
======================================================

Catatan Awal Bulan

| November 09, 2008 | Sunting
trio tero di atas adu popularitas sama:


bulan ini, layaknya sebuah
lagu. diawali oleh beberapa larik
intro, dari yang bernada sendu
sampai alunan riang gembira.
catatan2 kecil yang awalnya
aku tulis dalam agenda ku
kumpulin lagi dan kurekatkan
menjadi catatan yang lebih padu
dan kini kumasukin menjadi
penghuni blog ku
yang ke 52.

beberapa peristiwa sempat
menyita perhatian
khalayak ramai. mulai
dari disahkannya uu anti pornografi
yang kontroversial karena
diikuti ancaman bali akan
keluar dari indonesia bila
uu ini tidak segera
diganti karena dinilai halangi
ekspresi budaya.
yah aneh memang
negeri ini, yang sudah tertutup
rapat aja dibilangnya
sesat, tapi yang menjajakan
aurat kemana-mana
katanya ekspresi budaya.
huuuuhhh!!!!

kemudian yang tak kalah
kontroversial adalah
seorang anak usia 12 tahun
,lutfiana ulfa, yang dinikahi
seorang lelaki berusia 43 tahun
yang lebih pantas disebut ayahnya
,syeh puji di semarang.
berbagai alibi muncul dari berita
ini, mulai children traficking
hingga kelainan orientasi sex.
berbagai pihak pun turun
tangan, mulai dari mui sampai
komnas
perlindungan anak. kasus ini
hingga kini masih terus dikaji.
yah, memang kian aya aya wae
lah indonesia kita ini,

selain itu juga beberapa kasus
pembunuhan yang disertai
mutilasi di jakarta,
termasuk terkuaknya kasus mayat
terpotong yang ditemukan dalam bus.
juga detik2 eksekusi amrozy
cs, pelaku bom bali 1 dari balik
tembok tebal yang angker
pulau penjara, nusa kambangan.
selain itu adalah bencana banjir
yang mulai melanda beberapa
daerah. dan yang pasti, berita yang
tak pernah hilang dari indonesia:
penggusuran.

yah, dari berbagai peristiwa
itu semoga ada untai hikmah yang
dapat kita ambil karena dengan
begini kita lebih bisa introspeksi
diri demi esok yang lebih berseri.

eitch, iya hampir saja lupa,
torehan sejarah baru datang
dari negeri paman sam
yang lagi dilanda
krisis, dengan
berakhirnya dinasti bush
yang ditandai dengan terpilihnya
sang pengganti tahta dan juga
merupakan orang kulit
hitam pertama yang menjadi
orang tertinggi di gedung putih,
yakni barack obama ,seorang
aktivis berumur 47 tahun,
yang pernah dikenal dengan
bary soetoro karena pernah
tinggal dan sekolah di
indonesia yakni
di daerah menteng.

demikian beberapa larik
intro berita awal bulan yang
berhasil saya catat. saya
bastian hidayat dan seluruh kru
yang bertugas undur diri.
selamat pagi, dan... sampai jumpa
di postingan selanjutnya.
(hahahaha, obsesi: anchor)

Dimulainya Perburuan Kata

| November 08, 2008 | Sunting
malam minggu malam yang panjang, malam yang indah buat pacaran...
itu kata lagu, tapi buatku menjadi sebuah malam yang cukup panjang untuk kembali berburu kata dan menyusunnya menjadi catatan2 kecil yang mungkin tak lebih panjang dari sebatang garisan 30 cm.

malam ini, peruntunganku mencari inspirasi di bulan november kumulai di tengah renyai gerimis dan harmoni kodok ngorek dari kolam sebelah. lampu neon yang mulai redup ternyata bukan pertanda redupnya kata2 dalam benakku karena buktinya kuberhasil tuliskan kata pertama di catatanku ini.

bulan november. seperti bulan2 sebelumnya, aku selalu antusias menulis di awal bulan, entah kenapa. walau jujur kuharus putar otakku untuk menulis kata demi kata karena ternyata musìm hujan yang telah datang tak sampai membuat inspirasiku meluber.
Semut-semut merah dan segumpal gula
perburuan kata bulan ini mungkin memang lebih intens di awal bulan saja karena memang semangat masih tinggi dan pastinya masih ada pulsa yang mem-fasilitasi aku ngeblog selama ini.

balada riang kodok kolam sebelah rumah mengusik malam, ada sebuah suara kecil yang seolah ingin menyatakan keberadaanya di antara suara katak2 lainya yang lebih tua.sungguh, ini harapan terbesarku bahwa walau masih pada taraf pemula, blog ini semoga dapat menunjukkan dedikasinya di antara blog2 lainya. apalagi seminggu yang lalu diperingati hari sumpah pemuda, menjadi sebuah semangatku untuk menjadi pemuda yang aktif dan berkompeten di tengah owah gingsiring zaman.

di awal perburuan kataku kali ini, ku ingin sekedar ngucapin salam untuk anak2 Unggulan SMANCA, moga kita semangat selalu because your spirits are my inspiration.

dan juga, blog ini saya dedikasikan buat semua anak muda indonesia bahwa tak selamanya duduk malas2an berpangku tangan itu indah!!! hehe so.... woke up bro, the sun smile to you and GOD bless you. kesempatan memang kagak datang dua kali tetapi juga bukan berarti bahwa kesempatan itu cuma datang sekali, so mari terus mencoba.

karena memang tanpa mencoba sesuatu akan menjadi absurd. (ce'ileh, obsesi: orator hehe) dan pada akhirnya, dengan rahmat-Nya dan dorongan diri untuk lebih maju, perburuan kata bulan ini saya nyataken resmi dimulai!!!

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine