Totto Chan: Perjalanan untuk Kemanusiaan

| Juni 24, 2010 | Sunting
Totto Chan's Children
Anak-anak Totto Chan
Anak-anak Totto Chan merupakan buku kedua dari seri Totto Chan yang ditulis sendiri oleh tukoh utamanya, Tetsuko Kuroyanagi. Bila buku pertama berkisah tentang masa kecilnya, maka di buku kedua ini pembaca akan mengikuti kisah Totto Chan yang sudah beranjak dewasa.

Ia diminta oleh UNICEF, badan PBB yang mengurusi masalah anak-anak, untuk menjadi duta kemanusiaan. Dalam buku inilah Totto Chan mengisahkan 12 tahun perjalanannya bersama UNICEF, sejak 1984 hingga 1996. Ia mengunjungi 14 negara dan menyaksikan sendiri betapa beratnya kehidupan anak-anak korban kemiskinan dan juga peperangan. Dengan penuturannya yang ringan, Totto Chan menceritakan haru biru perjalanannya.

Anak-anak Afrika yang tak pernah melihat gajah

...Tapi bagi sebagian besar anak-anak
Tidak ada kebun binatang, tidak ada televisi
Dan tidak ada buku gambar
Jadi meskipun mereka tinggal di Afrika
Mereka tak tahu apa-apa,
tentang binatang-binatang di benua itu
Namun anak-anak Jepang
Meskipun tinggal sangat jauh
Akan dengan mudahnya menggambar gajah
Dan mereka tahu zebra itu seperti apa
Akankah semua anak Afrika ini
Hidup sepanjang hidup mereka, lalu mati
Tanpa pernah tahu binatang-binatang Afrika?
Sementara anak-anak di berbagai belahan dunia dapat dengan mudah melihat gajah, jerapah, dan hewan-hewan liar lainnya, baik di kebun binatang atau di televisi, banyak anak di Afrika malah tidak tahu binatang-binatang itu.

Binatang-binatang tersebut tidak semuanya hidup dekat dengan kawasan permukiman. Sementara penghasilan orang tua mereka kebanyakan hanya cukup untuk makan, sehingga impian melihat binatang itu, dari televisi sekalipun, adalah mimpi yang cukup mahal.

Anak-anak dijadikan target dalam perang Bosnia - Herzegovina
... segera setelah pertempuran berakhir
Orang-orang kembali ke rumah mereka
Seorang gadis kecil pergi ke kamarnya
Langsung mengambil boneka kesayangannya
"Maaf aku tidak bisa membawamu bersamaku
Terima kasih sudah menunggu," mungkin begitu katanya
Mengambil mainannya untuk dipeluk
Saat itulah bom meledak
Lalu membunuh anak itu
No war, not our children, not their children
Sampai sebegitu kejamkah? Hingga terbersit pikiran untuk menyimpan ranjau di mainan anak-anak. Benda yang tak mungkin akan mereka hindari, malah akan ia dekati, ia peluk, dan… BUM! Benda-benda yang disimpan ranjau di dalamnya, seperti cone eskrim, coklat, dus jus jeruk, jelas saja anak-anak akan mendekati. Siapa yang memiliki ide iblis semacam itu?

Atau di Haiti, anak usia 12 tahun banyak yang menjadi pelacur, dengan resiko HIV AIDS (72% pelacur Haiti terjangkit HIV/AIDS). Atau kisah di Tanzania, negara dengan curah hujannya hanya 2,5 cm pertahun. Dimana air menjadi barang yang langka, bahkan untuk mengambil air kotor berlumpur saja harus menempuh 6,8 kilometer. Di India, kasus penyakit polio atau tetanus yang menjangkiti anak-anak, ribuan anak meninggal karena tak adanya vaksin, ketidak tahuan, hingga karena masalah kemiskinan.

Membaca buku ini membuatku bersyukur dengan apa yang kualami, masa kecilku. Kutidak harus merasakan perang, hidup benar-benar tanpa air, atau tidak harus menjajakan diri hanya untuk mempertahankan hidup.

Refleksi Piala Dunia

| Juni 13, 2010 | Sunting
Aku bukanlah seorang penggila bola, bahkan disebut penggemar bola pun rasanya belum pantas. Hahaha. Dulu sesekali pernah menendang bola, pernah mencicipi rumput lapangan bola, bahkan pernah menonton pertandingan live di lapangan bola. Namun semuanya hanya sekali-sekali saja, sehingga gelar penggemar dan penggila bola jelaslah bukan buatku.
Warna-warni pendukung Afrika Selatan

Baru saja, tanggal 10 Juni kemarin, FIFA World Cup 2010 resmi dibuka di Johannesburg, Afrika Selatan. Di Indonesia bahkan prosesi ini bisa dinikmati secara langsung lewat layar TV. Meriah, namun bila kita pernah menonton pembukaan Olimpiade China, maka ini jauh dari spektakuler. Bila kita juga pernah melihat launching Visit Indonesia Year tahun lalu di channel yang sama, ini pun tidak spektakuler. Dan memang, spektakuler bukanlah bahan yang ingin aku bicarakan sekarang. Semua pujian yang dilontarkan untuk pembukaan adalah tentang kebersamaan dan persamaan haknya. Walaupun sampai dengan saat ini masih ada sedikit perbincangan mengenai pembedaan suku dimana-mana, bahkan termasuk di Afrika Selatan sendiri, Afrika Selatan disebut sebagai "Rainbow Nation". Mengapa?

Kata-kata ini pertama kalinya dilontarkan oleh Archbishop Desmond Tutu untuk Afrika Selatan setelah pemilu demoktratisnya yang pertama di tahun 1994. Dan oleh Presiden Nelson Mandela yang saat itu terpilih, diungkapkan sebagai sebuah kalimat yang luar biasa
Each of us is as intimately attached to the soil of this beautiful country as are the famous jacaranda trees of Pretoria and the mimosa trees of the bushveld - a rainbow nation at peace with itself and the world.
Sebuah ungkapan yang memang ditujukan sebagai suatu identitas penyatuan yang tadinya terpisah oleh warna kulit yang begitu menyolok.

Afrika Selatan tadi sore memang tidak membuat acara pembukaan yang spektakuler, namun secara "spektakuler" Afsel mampu menunjukkan sebuah identitasnya yang dianggap sebagai "kelebihan" nyata dan "kesuksesannya" yaitu kesatuan
.

Demikian dengan China yang secara jelas bukan hanya menyiratkan kesuksesannya saat pembukaan olimpiade 2008 (tidak terasa sudah 2 tahun lewat ya). Dia menunjukkan "kesuksesannya" dalam ungkapannya
"One World One Dream" dimana menunjukkan satu mimpi untuk satu dunia, yang saat itu merupakan pertunjukkan luar biasa oleh China yang bukan saja hanya Sports Olympic, namun juga "Green Olympics, High-tech Olympics and People's Olympics".

Intinya adalah, dua negara diatas mengambil kesempatannya untuk menjadi eksis didunia. Mengambil kesempatannya untuk unjuk gigi dan menunjukkan kebesaran mereka sebagai juara sejati, baik di bidang olah raga, budaya, kesiapannya dan keamanannya tentunya.


Saya berandai-andai, bilamana pembukaan even olahraga sekelas dunia diadakan di Indonesia, apa yang akan kita suguhkan.
Dibanding Afrika Selatan, negara kita lebih "pelangi" bahkan kita memiliki gradasi warna kulit yang lengkap :) Dibandingkan China, kita juga punya budaya yang spektakuler untuk ditonjolkan. Jadi rasanya bukan masalah bila kita menjadi tuan rumah sebuah even besar.

Dan seharusnya negara kita sudah bisa mengambil kesempatan itu. Karena terakhir untuk even olah raga SEA Games (South East Asian Games) diadakan di Indonesia tepatnya Jakarta, di tahun 1997. Dan untuk Asian Games, Indonesia menjadi tuan rumah di tahun 1962 di Jakarta, tepatnya Asian Games ke-4.


Untuk Miss Universe, Miss World dan sejenis, Indonesia belum pernah menjadi tuan rumah, dan mungkin akan sulit terpilih menjadi tuan rumah dikarenakan peraturan evennya ada yang kurang sesuai dengan budaya Indonesia, kecuali bila diadakan sedikit penyesuaian.


Sebenarnya untuk yang sekelas dunia namun dalam lingkup yang lebih kecil barusan saja diadakan ditahun 2008 Piala Thomas &Uber di Jakarta. Namun gaungnya kalah dibandingkan Olimpiade China yang sudah mempersiapkan diri selama hampir 4 tahun.


Indonesia sebenarnya tidak harus ikut unjuk gigi menunjukkan "ke-spektakuler-an"nya, karena sejak ratusan tahun yang lalu dikenal bahwa Indonesia adalah tanah yang kaya, diperebutkan oleh berbagai bangsa. Diakui pula Indonesia eksotis dengan begitu banyaknya pulau dan keragaman budaya yang ada. Semua tahu Indonesia memiliki masyarakat yang ramah dan saling tolong menolong. Dan semua tahu Negara Indonesia memiliki kedaulatan yang hebat dengan prinsip-prinsip moral yang baik.


Indonesia memang negeri yang eksotik. Mulai dari ujung titik nol (di ujung Aceh) sampai Papua, memiliki budaya dan keindahan alam yang sangat beragam.


Namun saat ini hal-hal tersebut mulai dilupakan dunia. Apalagi selang 10 tahun terakhir begitu banyak pemberitaan yang tidak enak didengar tentang negeri kita tercinta. Mulai kerusuhan, bom, demo anarkis, rusuh sepakbola, dan masih banyak lagi.


Indonesia memang masih eksis, hanya popularitasnya menurun, prestasi dikancah Internasionalnya yang positif menurun. Terlalu banyak berita-berita negatif yang membuat posisi kita jauh dari popularitas dunia. Orang-orang meragukan keamanannya, kenyamanannya dan lain-lainnya.


China mengambil kesempatan berharga untuk menunjukkan kepada dunia tentang negerinya saat Miss World, F1 dan puncaknya saat Olimpiade. Disana ditunjukkan keramahannya, kekayaan budayanya, kekayaan alamnya, bahkan kehidupan warganya yang mapan. (Terlepas dari berita-berita lainnya yang masih tetap menjadi misteri). Saat ini, negeri bambu tersebut menjadi salah satu tujuan wisata terfavorit di dunia. Padahal sebutlah 30 tahun yang lalu, China jauh dari image saat ini.


Kemudian Afrika Selatan "mendapatkan kehormatan" untuk menjadi tuan rumah FIFA World Cup. Dipersiapkannya perhelatan luar biasa untuk menunjukkan pada dunia kebersamaan dan persamaan hak-nya. Ditunjukkan suatu budaya yang unik dan saling menghargai. Dan bila mengingat masa 20 tahun yang lalu tentang negara ini, yang ada dalm bayangan kita adalah negeri yang kurang aman.


Bila hari ini, kedua negara tersebut "berhasil" menunjukkan kepada dunia tentang perubahannya, itu luar biasa.


So, bagiku, perlu bagi kita untuk mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan menunjukkan kepada dunia jati diri kita dan kebesaran kita yang sebenarnya.


Selain yang sudah disebutkan diatas, masih banyak sebenarnya kesempatan kita untuk menunjukkan sesuatu kepada dunia dalam bidang seni dan olahraga serta lainnya.


Bukankah jauh lebih baik kita dikenal sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki prestasi tinggi dibidang olah raga dibandingkan gaung video porno artis Indonesia yang mengalahkan video Justin Bieber versi You Tube, ataupun julukan "negara terkorup" yang berhasil disabet Indonesia, tertinggi diantara 16 negara di Asia Pasifik (dirilis tanggal 8 Maret 2010 oleh Political & Economic Risk Consultancy (PERC) yang berbasis di Hong Kong dan Transfarency Internasional – Jerman) yang terus meningkat semenjak tahun 2000.


Dan sebenarnya, prestasi yang lebih membanggakan ada dimana-mana, hanya kalah gaungnya. Misalnya Sandhy Sondoro yang terpilih sebagai penyanyi terbaik dalam kompetisi New Wave 2009 yang diadakan di Jurmala, Latvia. Ataupun juga Teguh Sukaryo asal Purwokerto yang merupakan salah satu pianis terbaik dunia?


Nah bila kesempatan itu muncul, apa yang akan kita lakukan? Rasanya jauh bagi kita untuk bermimpi menjadi tuan rumah piala dunia, namun yang lainnya bukan mustahil!

Rachel Corrie, Ia yang Terlindas

| Juni 13, 2010 | Sunting
International media and our government are not going to tell us that we are effective, important, justified in our work, courageous, intelligent, valuable. We have to do that for each other, and one way we can do that is by continuing our work, visibly. - Rachel Corrie
16 Maret 2003. Pada hari itu, Rachel Corrie, seorang wanita Amerika Serikat berusia 23 tahun menjadi tumbal perjuangan hak asasi manusia untuk memperoleh perumahan yang layak. Ketika itu, ia berjuang seorang diri, berhadapan dengan kekuatan raksasa yang menakutkan dunia. Pada hari nahas itu, Rachel terlentang tidur di antara rumah warga Palestina dan deretan buldozer milik Israel, di kawasan Rafah, Jalur Gaza. Wanita ini menentang upaya penggusuran ilegal yang dilakukan Israel kepada rumah-rumah warga Palestina.
Rachel Corrie
Tetapi Israel tak bergeming. Buldozer-buldozer itu pun melindas tubuh Rachel, lalu menggaruk rumah-rumah warga Palestina yang menjadi sasaran utamanya. Rachel meregang nyawa. Tubuhnya remuk, tentu saja. 

Kekejaman ini, sebagaimana kekejaman-kekejaman Israel sebelumnya, seolah terkubur bersama tubuh Rachel. Namanya seolah hilang dari sejarah, meski video yang menggambarkannya tengah meregang nyawa bertebaran di YouTube.

Namun tidak semuanya lupa. The Centre On Housing Rights and Eviction (COHRE) memberikan penghargaan Pembela Hak-hak Perumahan 2003 kepadanya. Rachel dinilai sebagai ikon penentang ketidakadilan Penghargaan itu juga penghormatan atas dedikasi dan keberanian Rachel yang telah menempuh risiko maksimal untuk sebuah perjuangan HAM.

Tujuh tahun kemudian, 31 Mei 2010, iring-iringan enam kapal yang hendak mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza dihentikan tentara Israel. Kali ini belasan nyawa meregang. Misi kemanusiaan itu pun terhenti. Dunia kembali berteriak, meski sejak awal sudah hampir dipastikan Israel akan teguh dengan posisinya.

Tapi, apakah insiden ini membuat asa itu padam? Tidak. Tanpa banyak diketahui publik, sebenarnya ada tujuh kapal yang sedianya ikut dalam rombongan ke Gaza. Namun, kapal ketujuh tertinggal jauh dari rombongan karena kerusakan mesin. Dan kapal itu bernama MV Rachel Corrie, milik pemerintah Irlandia.

Di atas kapal ini, terdapat 15 orang aktivis. Di antaranya adalah Pemenang Nobel Mairead Corrigan-Maguire dan mantan diplomat PBB, Denis Halliday. Meski enam kapal rekannya tak kuat menembus blokade, mereka tetap bertekad melanjutkan perjalanan.

Pemerintah Irlandia sendiri secara resmi meminta Pemerintah Israel agar mengizinkan kapal itu merampungkan perjalanan dan menurunkan pasokan bantuan kemanusiaan di Gaza. Namun, permintaan itu ditiolak.

Tapi, bukan itu yang menarik dari kehadiran MV Rachel Corrie, sebuah kapal dagang yang dibeli para aktivis pro-Palestina. Rachel seorang warga AS, namun adalah aktivis Irlandia yang kemudian dengan bangga memberi nama kapal mereka dengan sosok wanita pemberani itu. Mestinya ini tamparan memalukan bagi AS, yang seolah sudah membuang jauh nama Rachel - warganya sendiri.

Pada dasarnya, AS memang tak pernah menginginkan Palestina menjadi sebuah negara yang berdaulat. Kalaupun AS terlihat ingin membentuk kawasan Timur Tengah yang lebih tenang, itu tak lebih untuk membangun citranya sebagai adikuasa. 

Setelah kemenangannya pada Pemilu AS 4 November 2008 semisal, Obama mengatakan: Fajar baru kepemimpinan Amerika sedang menyingsing. Kepada kalian yang meruntuhkan dunia, kami akan mengalahkan kalian. Kepada kalian yang mencari perdamaian dan keamanan, kami mendukung kalian.

Namun, apa kita lihat saat ini, jelas tak semanis itu. Apa yang dilalukan Israel di perairan internasional terhadap para relawan kemanusiaan dari berbagai negara pada dini hari itu jelas-jelas sudah meruntuhkan tatanan hukum yang dianut dunia internasional. Tapi, yang kita lihat kemudian, Obama tak mampu berkata-kata. Dia hanya buru-buru menelepon Perdana Menteri Turki untuk menyatakan simpati. Sedangkan untuk Israel, tak ada sama sekali kritik atau nada kecewa atas perilaku keji yang diperlihatkan negara itu. 

Pada kesempatan lain, Obama juga berpidato untuk pertama kalinya sebagai Presiden, pada 20 Januari 2009. Dengan nada pelan dia berucap: Bagi dunia Muslim, kami akan mencari cara baru ke depan berdasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati. Bagi para pemimpin dunia yang berusaha menanam bibit konflik, atau menyalahkan dunia Barat atas kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakatnya, ketahuilah bahwa rakyat Anda akan menilai Anda pada apa yang Anda bangun, bukan pada apa yang Anda musnahkan.

Semua hal-hal negatif yang dia sebutkan, berusaha menanam bibit konflik dan membungkam pihak yang tidak setuju, bukankah identik dengan perilaku yang ditunjukkan Israel? Lantas, kenapa Obama tak memberikan sedikitpun pernyataan bahwa negara yang dilindunginya itu keliru?

*disarikan dari tulisan mas Rinaldo

Adam Hawa, Israel, dan Ariel Peterporn

| Juni 13, 2010 | Sunting
Kenapa Adam Hawa diusir dari surga? Pertanyaan klasik ini nyaris abadi, hampir selalu muncul di benak penganut agama Samawi yang mengakui keduanya  nenek moyang manusia.

Aku sendiri juga tak tahu apa jawaban pastinya, tapi menurut beberapa kajian agama yang lebih luwes, Adam Hawa tidak diusir, tapi disempurnakan oleh Allah SWT untuk menjalani kehidupan sebagai manusia di bumi akibat kelalaiannya. Jadi, sebab pokoknya adalah sifat dasar dan watak Adam Hawa yang lalai.


Entah bagaimana watak ini muncul, yang jelas cerita lanjutannya berhubungan dengan iblis yang dilaknat Allah untuk menggoda manusia. Betul Allah mengabulkan permintaan iblis untuk menjadi penyesat manusia.Umumnya dengan harta, tahta dan wanita.

Kalau dicermati, penyebab terusirnya Adam Hawa adalah karena dua hal. Pertama lalai, kedua sifat yang dieksitasi oleh kehadiran karakter iblis yang mengagungkan 
harta, tahta dan wanita. Kelemahan dan instrumen godaan ini yang sampai hari ini kita lihat.

Mungkinkan Bani Yahudi Itu Alien?

Mengulas perilaku manusia masa kini, mari kita lihat yang jauh dulu. Kejutan pertama terjadi 31 Mei lalu. Israel mengerahkan “pelajar” dan “kapal pesiar” untuk memblokade laju kapal bantuan kemanusiaan Gaza.

Di samping pengelabuan yang licin itu, di berbagai media massa berbagai nama dan istilah pun diwolak-walik. Misalnya operasi bantuan kemanusiaan untuk Gaza di gonta-ganti menjadi bantuan pro-Palestina. Perubahan kata dan makna ini tentu saja menyebabkan perubahan persepsi publik.

Hebatkan? Kalau pun ada yang sadar kalau kelakuan Israel menyerang kapal Mavi Marmara termasuk keji dan melanggar HAM maka ia akan didepak secara halus seperti yang terjadi pada jurnalis veteran Gedung Putih, Thomas Helen.

Israel nampak seperti Alien yang mampu merasuk ke dalam jiwa manusia atau seperti sosok Smith dalam film The Matrix yang diam-diam pandangan-pandangannya menguasai semua orang. Kalau memang demikian, mungkin mereka berasal dari Planet kelima yang sekarang jadi asteroid yang mendarat di Planet Ketiga yaitu Bumi.

Dalam film monumetal the Matrix itu digambarkan sosok bunglon yang mampu menelusup dan mengubah bentuk karakter lain yaitu Smith. Sosok Smith tidak lain adalah sosok yang mewakili simbolisme Yahudi yang telah merasuk kesemua lini masyarakat mulai dari Istana Negara sampai supir taksi.

Ironisnya, meski di kitab-kitabnya selalu didaku bangsa pilihan Tuhan, sudah beribu tahun justru suku bangsa Yahudi sebagai mayoritas penghuni negara Israel itu tak jelas dimana asal usulnya.

Jadi dengan mengacu pada sejarahnya sendiri akhirnya tanah Palestinalah yang dianggap cocok untuk memulai klaim asal usul Yahudi itu. Itupun menurut skenario Victorian dari Inggris. Padahal kalau melihat bagaimana diaspora suku bangsa ini di dunia, suku Yahudi ini mirip pedagang keliling dari satu negeri ke negeri lainnya yang meninggalkan jejak-jejak kehancuran dari negeri yang ditinggalkannya itu. 

Melewati zaman Romawi, Byzantium, Yesus Kristus, bahkan sampai zaman abad pertengahan ketika berkecamuk Perang Salib, kaum Yahudi memang seringkali digambarkan secara negatif atau menjadi buruan.

Sampai Perang Dunia Kedua pun suku ini meninggalkan jejak berdarah-darah meskipun seringkali mereka disebutkan sebagai objek penderita. Simpati sebagai obyek penderita ini menyebabkan Inggris menghadiahikan tanah Palestina sebagai tempat mukim suku Yahudi. Kemudian lahirlah Israel. Tentu saja ini menimbulkan jejak berdarah-darah lagi di tanah Arab di sepanjang tahun 1940-an akhir sampai hari ini.

Terakhir adalah tragedi Mavi Marmara. Dengan arogan tentara Israel memberondong kapal kemanusiaan Mavi Marmara tanpa perikemanusiaan seolah-olah para relawan itu bukan lagi jenis manusia. 

Ancaman Masa Depan Bagi Umat Manusia

Sayangnya di Indonesia, isu Israel dan Palestina mendadak tenggelam dengan isu lokal yang tak kalah panas. Beredarnya salinan video mesum artis-artis idola yang menghebohkan langsung mengaramkan isu-isu  lainnya, baik isu internasional maupun isu lokal. 

Berita ini bukan menggegerkan Indonesia saja, tapi jagat film porno dunia pun ikut geger. Pasalnya trending topic “Peter Peterporn” menjadi nomor satu di layanan Twitter selama beberapa hari. Anehnya, beberapa waktu sebelumnya trending topic yang berhubungan Mavi Marmara, Israel dan Palestina justru membuat Twitter error
Sedangkan trending topic lainnya yang jelas-jelas telah memakan bandwidth besar sekali seperti Ariel Peterporn dengan entengnya masih menjadi buah bibir di Twitter. 

Tapi apapun yang terjadi terjadilah. Kalau kita kembali ke hukum inharmonia progressio, maka beredarnya Ariel Peterporn dengan video-videonya yang sering masih diembel-embeli “mirip” menunjukkan adanya faktor “Black Swan”.


Teori Black Swan di gagas oleh Nassim Nicholas Taleb pada tahun 2007.Teori Angsa Hitam merujuk pada peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi dan di luar perkiraan normal. Kasus Ariel sesuai dengan terori ini karena beberapa hal: muncul sangat mengejutkan, bahkan kemunculannya mampu mengalahkan isu-isu lokal dan internasional yang mulai memanas, mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat, dan kelak akan dijelaskan oleh orang-orang dengan peninjauan ke belakang.


Di Indonesia faktor Black Swan ini makin membesar karena umumnya orang Indonesia ini mau tahu pada hal-hal yang menurutnya layak menjadi tontonan. Tak percaya? Coba kita lihat di jalanan, ketika ada motor srempetan pun jalanan mendadak macet. Orang mau pada nonton padahal cuma srempetan doang. 


Kasus Peterporn adalah antiklimak dari watak sombong yang sama, yang muncul dalam wujud dan rupa klasik, “uang”, “Kekuasaan”, “wanita” dan arogansi “pornografi” yang sekarang diwakili oleh  tayangan “mirip” Ariel Peterporn di Internet. Nongol di Internet artinya nongol di seluruh dunia karena Internet adalah jejaring global yang dapat diakses oleh siapa saja selama tidak diblokir jalurnya.


Apapun akhirnya, Kasus Peterporn membuka mata kita kalau dampak teknologi digital yang sudah merasuk kemana-mana. Baik dampak itu menguntungkan atau dampak buruk yang mengakibatkan efek jera bahkan efek yang tak terbayangkan oleh pelakunya sendiri maupun oleh penyebar video-video mesum tersebut. Yang perlu dilakukan pada akhirnya bukan sekedar memberikan edukasi kepada masyarakat, edukasi kepada keluarga, edukasi kepada siswa-siswi sekolah yang rentan, tapi pemerintah pun harus lebih tegas dalam menentukan penggunaan perangkat digital.

disarikan dari catatan Atmonadi

Dalam Hibernasi

| Juni 13, 2010 | Sunting
bulan juni...
ada banyak cerita yang tercecer selama proses hibernasiku terjadi. yah, hibernasi, demikian kumenyebut kevakumanku dari menuliskan catatan-catatan kecil di blog tercinta ini karena memang ada lebih banyak hal lain yang lebih mendesak dan lebih penting untuk ditulis. mulai dari tugas sekolah, hingga tugas-tugas beasiswa. yah, biasalah akhir tahun, sehingga baru sekarang bisa kembali menulis, mengabarkan kembali kisah yang mungkin terselip. ataupun menyegarkan kembali kisah yang sudah mulai kusam.
apalagi, kata orang.semakin kusam suatu kisah, maka akan semakin banyak pelajaran yang dapat kita ambil darinya yang tidak kita ketelukan ketika kisahnya masih segar.
tetapi, sebelum berkisah tentang keadaan, akan kukisahkan terlebih dahulu diriku pasca tanggal 15 april -kali terakhir postinganku mengudara-.
Buruh gendong Beringharjo
1. hari kartini hari kartini tahun ini? apa yah, sepertinya wanita masih pula mendapatkan tempat nomor dua. memang beberapa wanita berhasil di bidangnya, namun nyatanya lebih banyak wanita yang harus bergelut dengan nasib yang sama sekali tak mengenakkan, wanita buruh bangunan banyak. wanita tukang tambal ban banyak. wanita buruh gendong banyak. begitu pula wanita penambang, juga banyak dalam hal ini mungkin benar, wanita bisa dibilang sudah sejajar dengan kaum pria karena bisa mengerjakan apa yang pria kerjakan. namun apakah ini hakikat dari emansipasi wanita itu sendiri? tidak tentunya, emansipasi yang dimaksud disini tentunya adalah perlakuan yang sama atas wanita dan pria. ketika pria dapat sekolah, begitu juga pria. ketika pria dapat jadi seorang pemimpin, hak yang sama juga diperoleh wanita.

namun, nyatanya arti emansipasi itu sendiri disalahgunakan. misalnya saja, dengan alasan emansipasi seorang suami menyuruh istrinya menggantikan pekerjaannya sebagai buruh bangunan. atau karena alasan emansipasi seorang ibu harus bekerja sambil mengasuh anaknya sekaligus. benarkah seperti kawan? mari kita renungkan.

2. May Day
awal bulan dibuka dengan yang namanya May Day, peringatan hari buruh internasional. untuk tahun ini bisa dibilang peringatannya di Indonesia tenang-tenang saja. tak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini demo-demo menuntut perbaikan kesejahteraan buruh tidak terlalu ramai. entah karena memang kesajahteraan mereka udah membaik, atau malah karena mereka udah capai karena terus menerus demo namun tidak ada langkah nyata pemerintah untuk memperbaiki kesejahteraan mereka?

3. Ulang tahun
bulan mei juga bisa dibilang bulannya ulang tahun.kenapa? ya karena ada yang ulang tahun lah, hehe...yang pertama, tanggal 8 lalu aku baru aja merayakan ulang tahunku yang ke-17. senang sebenarnya karena tidak terasa sejauh ini Tuhan masih memberikan izinNya sehingga aku masih bisa berdiri di bawah bentangan langitNya. namun juga sedikit sedih karena mengingat waktu yang ternyata seperti berjalan tanpa kesan, berlalu tanpa kenangan, huhu.. itulah yang kemudian menjadi refleksiku untuk menjadi lebih baik dan bijak dalam memanfaatkan waktu. 

selain itu, alhamdulillah blogku tercinta ini, juga baru saja genap berumur 2 tahun, terhitung dari postingan pertamanya yang mengudara tanggal 23 Mei 2008. senang juga soal ini, karena setelah aku lihat-lihat tumpukan catatan-catatanku yang udah lalu, catatan-catatanku yang sekarang bisa dibilang lebih berbobot. dari yang awalnya cuma sebagai ajang curhat dengan bahasa yang inggris bukan indonesia bukan seperti ini, sedikit demi sedikit bisa berubah menjadi tulisan yang mempunyai makna, dan insya alloh ada manfaatnya. semoga blog ini dapat terus survive di tengah seleksi alam yang ada yang membuat para blogger berjatuhan satu persatu. amin

Menerima Kekalahan - Akhir LCC UUD 1945 Tahun 2010

| Juni 07, 2010 | Sunting
Peserta LCC UUD 1945 Provinsi Jateng bersama Pimpinan MPR RI
terkadang manusia dihadapkan pada sebuah tembok yang membuatnya tak bisa bergerak.namun, di lain waktu manusia juga seperti seekor kijang yang dibiarkan berlarian di sebuah tanah lapang: bebas.dan sebagai manusia biasa, adalah wajar ketika suatu kali aku dihadapkan pada pilihan pertama: pikiran seolah terhalang oleh sesuatu, padahal tak ada apa-apa. tangan mendadak pula kelu, tak bisa bergerak meski keyboard komputer sudah tersentuh. 

dan yang lebih memperparah lagi adalah otak yang sudah cukup lelah."otak itu seperti manusia, ada waktunya ia kecapaian. sehingga jangan kau peras terus menerus, istirahatkan sejenak agar ia dapat mengisi ulang bahan bakarnya", begitu kata ibu suatu ketika, dulu kala. dengan alasan dan juga masalah itu pula akhirnya kubiarkan, dengan terpaksa, blog ini terbengkalai dalam waktu yang lumayan lama: satu bulan lebih!!! ada banyak cerita yang belum sempat terceritakan selama off, sehingga mungkin inilah waktu yang tepat untuk sekedar bercerita terlebih dahulu.

dalam dunia sepak bola kita sering mendengar istilah underdog, sebutan untuk tim-tim kelas rendah yang tidak dijagokan untuk menang sama sekali. lalu? dalam sebuah kompetisi predikat seperti itu tentunya dapat mengendorkan semangat kita. namun, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapinya. apabila kita menjadikannya sebagai sebuah lecutan untuk maju, maka tidak mustahil predikat tersebut malah menjadi semangat kita untuk menjadi lebih baik. semangat agar kita tak lagi dipandang sebelah mata. hal ini pula yang menjadi bagian dari ceritaku selama off. 

aku ditunjuk oleh sekolah utuk mengikuti sebuah lomba di tingkat karisidenan akhir januari lalu. materinya tak main-main: UUD 1945, dasar negara ini. aku, dan juga 9 anggota tim lainnya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik, apalagi dari awal kami seolah juga menjadi tim underdog: tim dari sekolah pinggiran yang sama sekali tak terdengar sepak terjangnya. 

sementara tim lain kebanyakan adalah sekolah-sekolah yang sudah bonafit. namun, guliran cerita selanjutnya ternyata berkata lain.dari tim yang bukan apa-apa kami melejit menjadi salah satu tim kuat yang menjebol peringkat dua dari 18 sekolah yang bertanding, dan memberikan kami kesempatan untuk bertanding ke tingkat provinsi.dari sinilah aku mulai sadar dan menyadari bahwa segala sesuatu itu yang terpenting adalah usaha, bukan sekedar gemerlap dan kemilau luar semata.

kamipun bertolak ke provinsi, dengan gelar yan masih sama: tim underdog: satu-satunya sekolah menengah dari kota kecamatan yang nracak ikut kompetisi tingkat provinsi yang diisi oleh sekolah-sekolah kota!!! sekali lagi, badai menerpa tim kami. krisis kepercayaan diri!!! seperti sebuah kapal dapat dibilang aku yang menjadi nakhoda-nya saat itu. berusaha sekuat mungkin untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri anggota lainnya. berulang kali aku berkata,
yang diperhitungkan disini bukan darimana kita berasal, namun seberapa kemampuan kita untuk bisa bersaing dengan sekolah lainnya!!!
entah berapa kali, namun yang pasti, karena terdesak waktu pula anggota yang lain perlahan-lahan dapat njenggelek dan berkata, "betul, kita pasti bisa!!!" senang banget rasanya bisa menumbuhkan semangat orang lain. yah, walaupun pada akhirnya kita juga tidak menang, paling tidak kita sudah berusaha maksimal. dan yang lebih penting lagi, kita juga sudah mempersiapkan diri untuk menerima kekalahan (penting!!!)

menurutku ini adalah sesuatu yang penting, bukannya pesimis, namun dalam hidup manusia tidak selamanya berjalan mulus, sehingga ketika kita bersiap-siap untuk melangkah, menapaki sesuatu, kita tak hanya menyiapkan: bagaimana kalau kita berhasil? tetapi juga "bagaimana kalau kita belum berhasil?"

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine