Nature Morte Vivante karya Salvador Dalí |
Apa yang berjalan dengan begitu cepat dalam hidup ini? Waktu. Ia berlalu, melaju, tanpa benar-benar memberi kesempatan manusia untuk bersiap. Banyak hal dalam hidup(ku) yang bertumpu pada ketergesaan hanya karena (seolah) laju waktu yang terlalu cepat.
Bisakah kumeminta waktu untuk berhenti terlebih dulu barang sekejab? Pada detik-detik, atau sekadar seperdetik, tertentu saja pastinya. Detik tertentu sebelum motor bapak tersungkur menabrak deretan kios di pinggir jalan misalnya.
Atau detik-detik dimana Mamak harus bekerja sedemikian keras hingga lupa makan mungkin. Permintaan-permintaan ini sungguhlah konyol. Tentu. Tetapi pada saat-saat seperti ini rasanya detik-detik semacam itu begitulah berharga.
Ketika kematian, saat waktu manusia benar-benar sudah tuntas, adalah sebuah keniscayaan, mungkinkah manusia meminta kesempatan istirahat sementara?
Orang-orang bijak berujar tidak ada yang salah dengan waktu. Bahwa setiap detik berlalu tentu membawa hikmah. Juga bahwa sudah pasti tidak bisa waktu berhenti dulu meski sejenak. Yah, sudah sangat pasti. Hanya saja, seringkali tanya memang bukan untuk mengharap jawab. Kadang lebih untuk sekadar menghibur hati. Sehingga kuulang sekali lagi, bisakah kiranya berhenti? Sejenak.
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu.
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu.