Jam enam lewat sepuluh. Aku kembali terbangun. Suara pintu kamar kubuka pelan. Berderit. Ku beranjak ke kamar mandi. Suara air mengucur terdengar sayup-sayup. Tiada sesiapa. Seseorang lupa menutup katup keran pasti semalam. Cur. Urin mengucur demikian saja tak terbendung.
Aku kembali ke kamar. Kumatikan kipas angin. Dingin. Terduduk aku di pinggiran ranjang. Lapar. Jendela tiba-tiba saja terbuka. Angin semilir masuk. Tirai merah hati tersibak. Pendar lampu jalanan terpancar. Angin terasa semakin keras. Bau sesuatu yang begitu busuk menusuk hidung sejurus kemudian.
Saat itulah suara gonggongan anjing terdengar. Pendek-pendek saja. Tapi ajeg. Ku condongkan tubuhku ke arah jendela, sambil meraih ujung tirai. Bermaksud menutupnya. Sosok perempuan bergaun putih yang dulu itu sekonyong-konyong melintas. Perempuan yang pernah kuceritakan berjalan menembus kaca jendela. Yah, perempuan yang sama. Aku yakin pasti.