Andai Aku Punya 6,7 Triliyun

| Desember 04, 2009 | Sunting
Kantor Bank Century, tutup
Menarik menyaksikan perkembangan kasus Bank Century. Dahulu kasus ini tidak begitu banyak mendapatkan perhatian masyarakat ataupun anggota DPR. Para nasabah bank tersebut harus berjuang sendiri untuk mengambil kembali uang mereka yang ada di bank tersebut yang telah dirampok oleh manajemen bank tersebut.

Kini perjuangan nasabah bank tersebut tidak sendirian. Mereka sekarang didukung oleh berbagai elemen bangsa ini. Mulai dari mahasiswa, masyarakat, pelajar, lsm, anggota DPR, mantan pejabat negara, dan lain-lain. Semoga kasus ini bisa cepat terbongkar dan uang para nasabah segera kembali.

Terlepas dari hiruk pikuknya perkembangan kasus ini, aku ingin mengajak rekan-rekan semuanya untuk santai sejenak. Mari kita santai sambil sedikit berhayal. Berhayal tentang apa yang akan kita lakukan seandainya kita mempunyai uang sekitar 6,7 T. Untuk apa sajakah?

Jika aku memiliki uang sebanyak itu, mungkin akan aku gunakan untuk membeli tanah dan dibangun sebuah rumah sederhana diatasnya. Setelah itu uang tersebut bisa aku gunakan untuk berangkat pergi haji bersama kedua orang tuaku dan adik-adikku. Kemudian, sisanya bisa digunakan untuk buka usaha dan dibagikan kepada warga miskin disekitar tempat tinggalku.

Selain hal tersebut, mungkin akan lebih baik jika uang sebanyak itu dibagikan kepada setiap wanita malam. Jika satu orang wanita malam mendapatkan 10 Jt rupiah dengan syarat mereka berhenti menjadi wanita malam dan membuka usaha sendiri, bayangkan sekitar 670.000 orang wanita malam akan berhenti menjadi wanita penghibur. Mereka akan berusaha mandiri dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.

Seandainya aku punya 6,7 T maka akan aku akan memberikan satu buah laptop kepada mahasiswa dan juga blogger. Bayangkan berapa banyak mahasiswa dan blogger yang akan mendapatkan laptop. Jika harga yang dipatok adalah lima juta, maka akan ada sekitar 1.340.000 orang mahasiswa dan blogger yang akan mendapatkan laptop. Hal ini akan semakin mendukung generasi muda kita untuk melek teknologi dan bukan tidak mungkin akan lahir penulis-penulis besar yang akan membuat harum nama Indonesia dikancah internasional.

Kemudian, coba anda bayangkan jika uang 6,7 T itu digunakan untuk membangun rumah bagi rakyat miskin. Berapa banyak rakyat miskin yang bisa mendapatkan rumah sederhana. Bukankah fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara? Tetapi kenyataannya sungguh berbeda. Jika uang sebanyak 6,7 T tersebut digunakan untuk membangun perumahan bagi rakyat, maka akan ada sekitar 134.000 orang fakir miskin akan mendapatkan rumah. Jika mereka telah mendapatkan rumah, maka mereka akan lebih bekerja keras lagi untuk membuat kehidupan anak-anaknya lebih baik dengan menyekolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi tanpa memikirkan rumah karena mereka telah memiliki rumah sederhana.

Hal lain yang mungkin bisa dilakukan dengan uang sebesar 6,7 T itu adalah dengan memberikan satu orang anak susu dengan komposisi satu hari sepuluh ribu. Maka bisa anda bayangkan, sekitar satu juga anak Indonesia yang tidak akan terkena kembali busung lapar atau kekurangan gizi. Mereka akan menjadi anak-anak yang cerdas dan pintar yang sudah pastinya membuat bangga orang tua mereka dan juga tentunya bangsanya sendiri.

Tetapi sayang, itu semua hanyalah mimpi. Pemerintah terlalu susah mengeluarkan anggaran untuk rakyat. Banyak alasan yang dikeluarkan oleh pemerintah jika berkenaan dengan rakyat. Sungguh, ini sebuah hal yang sangat berlawanan dengan niat dasar pendiri bangsa ini.

Semoga saja hal seperti itu cepat berakhir. Semoga pemerintah lebih mementingkan rakyatnya daripada kepentingan mereka sendiri. Jika mereka mementingkan kepentingan mereka sendiri, maka mau jadi apa nasib bangsa ini kedepan. Jika pemerintah memperhatikan kepentingan rakyatnya, maka bisa dijamin keadilan dan kesejahteraan akan menghampiri dan terus bersama bangsa ini. Bangsa ini akan menjadi pemimpin bagi negara-negara lain dan akan menciptakan kesejahteraan dan keamanan bagi bangsa-bangsa lain.

Oh ya, kalau anda mempunyai uang sebesar 6,7 T maka apa yang akan anda lakukan?

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine