Kenapa cemberut nak? |
Akibatnya, sang anak selalu merasakan kesepian, hingga pada suatu malam anaknya berkata pada ayahnya yang baru pulang dari kerja, “Ayah, kalau boleh tahu berapa penghasilan ayah untuk satu jam?” tanya anak itu polos. “Buat apa kamu ingin tahu, lebih baik tidur sana hari sudah malam,” jawab ayahnya tanpa roman. Mendapat jawaban ayahnya yang ketus, anak itu pun terdiam dan membalikkan badannya menuju tempat tidur. Lalu??
Namun, keesokkan harinya, anak tersebut kembali menanyakan hal serupa. Kesal karena ditanya terus, ayahnya pun terpaksa menjawab, “Satu jam ayah bisa menghasilkan uang 1 keping emas? Kenapa kamu selalu bertanya begitu?” tanya ayahnya penasaran. Mendengar jawaban dari ayahnya demikian, si anak itu pun lantas berlari ke kamar dan kembali ke tempat ayahnya sambil menenteng celengan, kemudian memecahkannya. Kepingan-kepingan uang yang berhamburan lantas dikumpulkannya, kemudian dihitung satu demi satu.
Melihat polah anaknya yang aneh, sang ayah menjadi penasaran, “Apa yang kamu lakukan dengan uang itu, apakah engkau ingin membeli permen, tahukah kamu ayah mencari uang dengan susah?” tanya ayahnya dengan kesal.
“Ayah, aku telah mengumpulkan uang yang ayah berikan kepadaku sen demi sen, dan aku berhasil mengumpulkan 1 keping emas. Aku ingin membeli waktu ayah 1 jam saja? aku sangat merindukan ditemani ayah sewaktu tidur, bukan oleh orang lain, aku sangat ingin dipeluk dan merasakan kehangatan belaian ayah walaupun hanya sejam, aku mohon ayah,” sahut anak tersebut sambil menahan isak.
Mendengar kalimat yang meluncur dari anaknya seperti itu, sang ayah tercekat kalimatnya, ia hanya terdiam dalam bisu, tak sanggup berkata apapun.