Pesona Lawang Sewu

| Maret 23, 2009 | Sunting
Lawang Sewu, 1909 - Gambar milik KITLV
Lawang Sewu terletak di salah satu sisi simpang paling sibuk di Semarang, Simpang Lima Tugu Muda. Gedung Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan selesai serta diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. 

Pada masanya, bangunan berlantai 2 ini adalah kantor pusat Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda yang melayani wilayah Jawa bagian tengah dan Yogyakarta.

Bagian depan bangunan bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model gothic dan membelah menjadi dua sayap, memanjang kebelakang yang mengesankan kokoh, besar dan indah. Gedung megah bergaya art deco ini dirancang oleh dua arsitek Belanda, Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag.

Begitu masuk ke Lawang Sewu, mata akan segera dimanjakan dengan ragam ukir kaca grafir. Sebuah tangga besar akan langsung mengantarkan kita ke lantai dua. Keindahan hiasan kaca warna-warni akan menyambut kita di puncak anak tangga. Dinding dan tiang-tiang yang masih kokoh melengkapi kemegahan bangunan ini.

Lantai dua Lawang Sewu juga terhubung ke sebuah balkon yang akan menyuguhkan pemandangan kota Semarang.
Salah satu sudut Lawang Sewu

Panjara Bawah Tanah

Setelah puas menelusuri bagian atas, perjalanan berlanjut dengan mengelilingi bagian dasar bangunan. Pintu-pintu tinggi yang berjajar di bagian sayap gedung menggelitik pikiran untuk sejenak membayangkan kesibukan dalam gedung ini di masa lalu.

Serupa dengan bangunan-bangunan peninggalan kolonial lainnya, Lawang Sewu juga memiliki ruang bawah tanah. Ruangan-ruangan ini dulunya merupakan penjara dan tempat penyiksaan tahanan. Perjalanan bawah tanah ini ditemani oleh seorang pemandu.

Dengan penerangan senter pemandu akan membawa pengunjung menelusuri lorong-lorong selebar 1,5 meter dengan ketinggian sekitar 2 meter. Ruangan ini pengap, sumpek, juga lembab. Satu persatu pemandu akan menunjukan kamar-kamar di kiri kanan lorong. Di ujung ruangan terdapat bak-bak beton. Di bak-bak ini dulunya para tahanan akan dipaksa untuk jongkok untuk kemudian direndam air setinggi leher. Bagian atas bak lantas ditutup jeruji besi.

Pemandu juga menunjukkan jejeran ruang kecil seperti lemari bersekat batu bata dengan ukuran sekitar 1x1 meter. Menurutnya, kotak-kotak tersebut dulunya diisi 5 hingga 6 orang tahanan. Ruangan terakhir di bawah tanah ini adalah ruang eksekusi. Tampak satu meja baja tertanam di lantai. Meja ini konon adalah meja pemenggalan kepala bagi tahanan yang dijatuhi hukuman mati. Hii... 

Setelah merdeka, Lawang Sewu sempat menjadi kantor Jawatan Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai Kodam IV/Diponegoro dan Departemen Perhubungan Jawa Tengah.

sumber: explore-indonesia

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine