Hari Ini, yang telah lalu dan yang akan datang

| Juni 21, 2009 | Sunting

Hari Ini Milikmu

Wahai masa depan, engkau masih berada di alam ghaib, maka aku tidak akan berinteksi dengan mimpi-mimpi. Aku tidak akan menjual menjual diriku pada ilusi dan bayangan dan aku tidak akan menyegerakan kelahiran yang tiada. Hari esok masih belum ada karena ia belum diciptakan dan masih belum disebut-sebut keberadaannya.

Bahasa Inggris memiliki permainan bahasa yang menarik. Present bermakna 'hari ini' sementara itu present juga bermakna 'hadiah'. Jadi setiap hari baru adalah hadiah dari Tuhan untuk kita! Itulah sebabnya Tuhan Maha bijaksana, kita diminta bangun dengan penuh senyum dan rasa syukur seraya berdoa 'Segala puju bagi Tuhan yang menghidupkanku setelah kematian' Sehingga kita berharap menikmati hari ini dan bergembira dengan apa yang diberikan Tuhan hari ini!.


Masa Depan Akan Datang

Biarlah hari esok datang dengan sendirinya kepada kita. Janganlah kita tanyakan berita-beritanya dan jangan kita tunggu-tunggu kedatangannya karena kita sendiri memiliki keseibukan dengan urusan hari ini. Marilah kita belajar dari Thariq bin Ziyad, pahlawan Islam di Spanyol. Beliau tidak pernah mau meoleh kebelakang, Beliau pun tak mencemaskan apa yang terjadi pada masa depan. Beliau maju terus karena itulah tugasnya!

Bila kamu sedang menaman sebenih kurma dan besok akan kiamat... teruslah menamam!!


Demam Masa Lalu

Yang paling jauh didunia ini adalah Masa Lalu, saking jauhnya kita tidak pernah bisa mendatangi kembali. Siapapun orangnya, dengan apapun caranya, tak satupun yang mampu kembali kemasa lalu!

Selamatkanlah kita dari bayangan menakutkan masa lalu. Apakah kita akan mengembalikan arus sungai ke hulunya, matahari ke tempat terbitnya dan mengembalikan bayi keperut ibundanya dan mengembalikan air mata ke dalam rongganya? Sesungguhnya terjebak pada masa lalu akan mengakibatkan kesusahan, mengerikan dan mengejutkan.

Terimalah masa lalu sebagai masa lalu tanpa mengingkarinya atau melupakannya. Kenanglah ia, tetapi jangan menghukum diri sendiri karenanya atau terus menerus menyesalinya. Jangan terjebak didalamnya!!!

Jangan menyesali kesenangan yang luput dari tangan kita. Dan jangan sesali susu yang sudah tumpah ke tanah

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine