Terlelap, berpikir |
Kalau aku? Kira-kira gimana yah reaksi orang-orang kalau aku dijemput sang malaikat maut? (mikirin ini membuat aku merinding) Apakah kalian bakal kehilangan, menangisi kepergianku? (bilang iya,,,bilang iya,,,,!) Atau kalian bakal bikin syukuran potong tumpeng 7 hari 7 malam untuk merayakan musnahnya diriku dari muka bumi ini? Akankah komentar-komentar seperti: “aku sedih dengan kepergian dia”, “kita kehilangan orang yang kita sayangi”, “dunia berduka atas kepergiannya” bakal mengiringi kematianku?
Ataukah justru testimon: “akhirnya…metong juga tuh orang, gw udah menantikan saat-saat seperti ini datang” “dunia damai tanpanya” “sial..duitku belum dibalikin main mati aja tuh orang,,bilang-bilang dulu kek” yang nantinya mengisi atmosfer kematian gw? Yah.. We’ll see.
Kematian itu biasa, tapi bagaimana kita membuat yang biasa itu menjadi sesuatu yang meninggalkan kesan mendalam?
Dari penghujung bulan Juli sampai awal bulan Agustus ini aku disuguhi dengan beberapa berita kematian orang-orang yang cukup punya nama. Dari sang legendaris pop, Jacko. kemudian seniman eksentrik Mbah Surip, yang kemudian disusul dengan terbangnya sang karib, si Burung Merak WS Rendra. sampai yang terakhir dan juga yang tengah menjadi bahan pembicaraan di pelbagai tempat yakni Noordin M.Top.
Ke-empatnya memang sama-sama tutup usia, sama-sama menjadi berita, tetapi orang-orang berbeda dalam menanggapi keepergian mereka.Kebanyakan dari kita tentu kehilangan dengan perginya Jacko dan sepasang sahabat Mbah Surip dan WS Rendra, akan tetapi apakah kita juga kehilangan dengan tewasnya Noordin M.Top?? Kalau ternyata benar yang selama ini diberitakan bahwa dia itu teroris, aku sih bersyukur banget dia bisa tewas. Atau kalau perlu dibikin syukuran atas tewasnya dia, sang-pengacau-keamanan. Dengan kata lain, kematian Noordin M.Top sangat amat diharapkan sekali.