"Indonesia sudah merdeka sejak 70 tahun lalu. Tetapi setelah hengkangnya bangsa-bangsa yang menjajah kita, penjajahan terus saja eksis dalam bentuk-bentuk baru. Penjajahan dalam konteks inilah yang akan menjadi tantangan kita ke depan.", ungkap Prof. Erry Yulian Triblas Adesta dalam upacara bendera yang membuka rangkaian cara Indonesian Day PPI-IIUM pagi tadi (19/9). Melalui kegiatan ini diharapkan hubungan masyarakat Indonesia di IIUM semakin rapat. Dan mampu mensinergikan karya bersama bersama untuk Indonesia. Turut hadir pagi tadi adalah para mahasiswa, dosen, alumni, hingga pekerja-pekerja Indonesia di IIUM.
Prof. Erry Yulian Triblas Adesta menyampaikan amanat upacara |
Dalam amanat upacaranya Prof. Erry juga menegaskan pentingnya untuk mengingat ulang arti merdeka. Saat ini berbagai masalah mencengkeram negara kita, mulai dari korupsi, rendahnya mutu pendidikan, hingga kemiskinan. Padahal, bila kita mengingat ulang arti kemerdekaan Indonesia, ada janji untuk mensejahterakan rakyat, mencerdaskan bangsa, dan juga perdamaian serta keadilan sosial. Sudah benar merdekakah kita?
Retoris Prof. Erry tersebut lantas seakan diamini oleh Zamila, seorang landscaper asal Bangkalan, Madura. "Merdeka? Ya senang, ya sedih Dik. Senang karena kita hidup di (alam) merdeka. Bisa bekerja. Bisa nyekolahin anak. Tetapi Akak juga sedih kalau ingat saudara di kampung. Nak buat kerja susah. Anak-anak berhenti sekolah. Sampai airpun kadang kena beli!"
Lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara Indonesia? Juga sebagai diaspora Indonesia? Pertanyaan ini yang akan dicoba untuk dijawab malam ini oleh Dr. Ali Sophian pada sesi kedua Indonesian Day PPI-IIUM. Dimulai pukul 19:30 di Experimental Hall IIUM.
Jangan lupa datang :)
Retoris Prof. Erry tersebut lantas seakan diamini oleh Zamila, seorang landscaper asal Bangkalan, Madura. "Merdeka? Ya senang, ya sedih Dik. Senang karena kita hidup di (alam) merdeka. Bisa bekerja. Bisa nyekolahin anak. Tetapi Akak juga sedih kalau ingat saudara di kampung. Nak buat kerja susah. Anak-anak berhenti sekolah. Sampai airpun kadang kena beli!"
Lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara Indonesia? Juga sebagai diaspora Indonesia? Pertanyaan ini yang akan dicoba untuk dijawab malam ini oleh Dr. Ali Sophian pada sesi kedua Indonesian Day PPI-IIUM. Dimulai pukul 19:30 di Experimental Hall IIUM.
Jangan lupa datang :)