|
Rumah Pelangi - Roni Delmonico |
Rumah itu selalu ada di sana
di tepi awan, di pingir hujan,
di tengah-tengah pelangi
dengan nafasnya yang merdeka
jendela-jendela yang terbuka
dan pintu yang tersenyum ramah tamah
undakan anak tangga menuju ke terasnya
mengundangku untuk melompat kijang
dan menghantarkan hatiku dengan bernyanyi
sebuah lagu kanak-kanak yang kukenal sangat
namun tak terlafalkan dilidah, hanya di hati
berdengung lembut di telinga sanubari
dan menetap di sana.
Mari masuk, minum teh secawan,
lahaplah pisang goreng hangat
dengan mentega dan gula
mereka dan aromanya
hantarkan sebuah kehangatan di pusat jiwa
tepat di tengah-tengah raga yang fana
mempertemukannya dengan sentrum yang baka,
titik itu namanya: b a h a g i a
yang begitu sederhana dan mudah
tidak berbelit tidak berkelit
hanya seadanya, seperti itu
seakan segala sesuatu memang begitu,
tak perlu dipertanyakan.
Rumah itu selalu ada di sana.
Di tepi awan, di pinggir hujan,
di tengah-tengah pelangi.
Dia ada. Tak perlu dipertanyakan
atau dijelaskan atau diperdebatkan.
Tanpa perbantahan.
Aku tahu: dia ada.