bulu-bulu laron. empunya sudah dipatuk ayam mungkin |
kabut putih berarak dalam tanda tanya: apa yg menyebabkan terhamparnya selimut sang dewi nirwana? kala hujan reda, bergantian datang pasukan yang mungkin saja anak buah antareja dari dalam tanah. atau mungkin tepatnya kolaborasi dari antareja dan gatutkaca karena walau dari dalam tanah, tetapi mereka punya sayap dan bisa terbang. siapa dia?
laron. yah, laron yang keluar dari liang mereka yang bersanding dengan rayap. hujan yang baru saja turun menjadi panggilan ampuh bagi bangsa laron untuk keluar kandang. dan akhirnyapun berburu laron menjadi aktivitas anyar pagi ini. berbekal plastik bungkus krupuk, berlarian anak-anak kecil mencari lubang laron. begitu terjumpa, mereka kemudian menutup pintu sarangnya dengan plastik sehingga laron yang keluar akan langsung terperangkap ke dalamnya.
senanglah pasti mereka sengan seplastik laron yang bisa mereka bawa pulang untuk kemudian digoreng oleh ibunya. berubahlah kemudian binatang-binatang tadi menjadi lauk yang cukup yummy. sayang aku alergi dengan laron. bahkan dengan sisa minyak goreng laron sekalipun.
pagi ini juga hal lain yg patut aku pikirkan. si burik, anak ayamku yg gemuk dan sehat disambar luwak di kebun blakang rumah. aku yang baru mau wudhu tinggal mendapatkan sisa suaranya yang bisa jadi meminta tolong. ini adalah kali kedua ayam-ayamku mati. yang pertama adalah adik-adik si burik. dari 9 jumlahnya, tinggal 5 karena yang 4 mati dimakan kucìng.
dan paling gak ada pelajaran yg bisa ku ambil dari peristiwa pagi ini: ternyata hukum rimba, yang intinya survival of the fittest, hingga kini masih eksis. yang kuat ngalahin yang lemah agar bisa bertahan hidup. dan laron juga ayam tadilah yang mewakili golongan minor dan manusia pun luwak menjadi mereka yg kuat.
aktualisasinya di dalam kehidupan bahkan semakin jelas dan mudah dijumpai, dimana golongan lemah selalu menjadi bulan-bulanan keadaan. serìng pula mereka yang punya kuasa memanfaatkan kekuasaan itu untuk menindas yang lemah...
sebagai kaum yang tak mau ditindas walau lemah aku harus cerdas sehingga aku tidak mudah dibohongi,tidak gampang masuk perangkap seperti yang dipasang oleh bocah pencari laron tadi. sehingga, yuk aku mau sekolah dulu.
aku adalah laron bersayap kecil yang sedang berusaha menggapai langit dan meraih para bintang, tempat kugantung mimpi yg sempurna!