Potret Hujan

| November 09, 2008 | Sunting
sumawura pancuran emas ing jagad raya,
ing recehing dahana lan kembengeng tirta
amarta saka kang murbeng dumadi dalah
kajoring satriyo ing tengahing yudha 
======================================================
hujan-hujanan
nostalgia indah masa kecilku
======================================================
kubangan
tergesa-gesa berjalan karena keburu hujan
======================================================
eksotika hujan
walau kudanan, sing penting ati seneng!!!
======================================================
woman in the rain
ingin ia melihat lubang-lubang tempat air berjatuhan
=========================================================
kenangan lama
mengingatkanku kala berangkat sekolah
pas hujan dahulu...
======================================================

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine