Masa-masa Pendadaran

| Juli 13, 2008 | Sunting
12 Juli 2008
Kami memasuki masa-masa pendadaran masuk SMA, yah semacam MOS gitu lah (atau malah kebalik?). Tapi hari Sabtu ini masih pada persiapan aja yang dilaksanakan seharian dari jam 07.00 ampe jam 15.00. Dan aksesorisnya? Wuih gak nahan, padahal baru Pra-MOS lhoo.

Kami para cowok dengan pakaian OSIS disuruh pake dasi hitam panjang dan topi sekolah.

Kemudian menggunakan pita HIV yang di tempel di kerah sebelah kiri. Pake bawa bekal segala lhoo dari rumah, nasi bungkus daun pisang dan dilapisi koran bergambar TTS di bagian luar kemudian di-iket pake karet ijo. Dan juga disuruh bawa snack minimal tiga buah (aku totalnya wat beli snack cuma habis 750 rupiah lhooo... Irit atau pelit?)

Dan yang buat ngos-ngosan adalah papan namanya: nama ditulis dengan warna putih pada kertas hitam kemudian dijahit ke plastik berwarna ungu... Lhaa plastiknya itu lhoo suliiit banget wat nyari walau akhirnya aku punya kreasi. Sampul plastik putih dalamnya kumasukkan kertas berwarna ungu. Dan wuiih paling beda lhhoo soalnya yang lain pake mika.  Yah, walaupun akhirnya aku ketahuan dan dihukum untuk mencari tanda tangan, namun fun kok :D

Pra-MOS aja dah gila apalagi nanti MOS-nya ya? Wah ndak usah dipikirin nih nanti ndak malah pusing sendiri. Mungkin inilah yang disebut kawah Candradimuka calon siswa.Hehehe

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine