Kerontang

| Juli 27, 2008 | Sunting

Sotya morca saka embanan
Waspa kumembeng jroning kalbu


Jangan ceritakan masalah kekeringan
Pada pejabat di negeri ini
Karena mereka sedang bermimpi
Di ruang kerja berpendingin
Atau mobil-mobil berkaca gelap

Dan jangan menangis di atas tanggul sungai
Karna tak ada lagi setetes pun air
Air matamu tak akan jadi banjir

Atau sekedar mengalir ke hilir

Kini tak ada lagi gelak tawa
Di sawah-sawah tadah hujan
Dimana dulu anak beranak bergegas
Rapatkan barisan
Tancapkan benih

Yang ada kini
Di pematang-pematang itu
Tikus-tikus tengah bercinta

Di hari yang panas
Lalu beranak pinak
Himpun kekuatan
Membuat kelaparan


Yah kekeringan tahun ini
Semakin lengkap

Alam kerontang
Para manusiapun sepakat
Kerontang iman, kerontang jiwa

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine