Kelap kelip, warna warni kehidupan |
Sebenarnya tiada yang istimewa dengan mendung, karena hanya peristiwa alam biasa yang sering datang ketika musim hujan sudah tiba. Tak ada yang bermakna dengan angin sepoi-sepoi yang menusuk ke tiap relung tubuh ini.
Bintangpun yang berkedip di malam hari, juga fenomena lazim di langit. Bulan nan bersinar hanya bagian dari rangkaian rotasi perputaran waktu.
Namun, kenapa gejala alam ini melayangkan diriku ke alam yang lain. Suasana yang membuatku hanyut dalam dunia, yang aku sendiri juga tak mengerti.
Entahlah…
Saat-saat itulah ada tentram dalam kekalutan akan masa depan. Saat itulah kenangan melintas dalam ingatan. Saat itulah, diri merasa takjub dan mengakui kealpaan. Saat itu, hati menjadi lembut untuk menitiskan bulir demi bulir airmata dan senyum keikhlasan.
Tuhan, telah Engkau ciptakan hidup ini dengan romantika. Dalam sedih, ada tawa. Dalam duka, ada senda. Dalam cemas, ada harap. Ketika benci, Engkau iringkannya dengan cinta.
Sungguh Engkau ciptakan diri ini tiada sia-sia. Dan takdir bukanlah keterlemparan dalam jejak-jejak langkah yang membuat diri terasing dalam kedukaan.
Tuhan, aku ingin bersyukur pada-Mu atas anugerah teramat indah ini. Dalam tarikan nafas yang terus diburu oleh nafsu yang menari. Dalam amarah, yang membakar seluruh sendi.
Sungguh ibadahku padamu tiada murni. Karena tubuhkupun dibalut noda yang tak dapat kuhindari. Tapi ku tahu, pengampunanMu begitu luas.