Kisah Zhang Da Sekarang

| Desember 01, 2008 | Sunting
Bocah lelaki dari Gansu | Tammie Dooley
Setelah mengulik internet demi mencari sumber cerita ini, dapat dipastikan bahwa kisah Zhang Da hanyalah fiksi. Karangan belaka. Atau malah bisa dibilang hoaks atawa berita bohonh kalau ada yang mengklaimnya sebagai kisah nyata. Nama bocah ini diambil secara acak dari nama seorang jenderal negeri Shu Han di zaman Tiga Kerajaan. Foto yang menyertai pun tidak ada sangkut paut dengan kisah Zhang Da. Foto bocah lelaki dari provinsi Gansu ini diambil oleh fotografer Amerika Tammie Dooley dalam perjalanan solonya ke negeri Tirai Bambu pada 2009. Diperbarui Agustus 2011.
Sebuah kisah yang mengharukan dan bisa juga sebagai teladan untuk anak-anak jaman sekarang, seorang anak yang dengan tekun merawat ayahnya yang sakit. Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China. Zhang Da namanya.

Artikel ini dikirimkan secara berantai melalui surat elektronik dan milis pada kurun waktu 2007-2008, diklaim sebagai kisah nyata. Yang juga menarik, meski tidak diketahui penulisnya, namun hampir dapat dipastikan ia adalah orang Indonesia karena kisah ini tersedia pertama dalam bahasa Indonesia.

Balasan

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine