Hikayat Si Pria Sakit

| Desember 18, 2008 | Sunting
ini adalah sebuah hikayat tentang si pria sakit. hidupnya adalah  untuk obat. seperti  para penderita malaria dengan pil kininenya. ataupun para pengidap de-em dengan suntikan insulinnya.

ia diasingkan ke sebuah daerah terpencil hanya untuk meminimalkan biaya. namun, ia coba untuk tegar dan membuat hatinya bahagia. karna memang hanya itulah yang bisa mengisi sisa usia yang diberikanNya menjadi lebih bermakna.

hingga kemudian ia temukan cinta tulus sesamanya. hidupnya seolah menemukan sebuah titian. walaupun ia harus menyimpan rapat semua informasi tentang dirinya karena memang ia tak mau hubungan yang perlahan telah membuat hidupnya berbunga menjadi berantakan cuma karna penyakit yang menggerogoti tubuhnya. 

terdengar seperti sinetron. memang

tiada hal lain yang diungkapkannya selain tawa. tak ada cerita tentang pil-pil sebesar kancing yang setia awali paginya, ataupun kulitnya yang pelan tapi pasti telah menjadi kebal kepada jarum suntik.

yah ia tak ingin belahan jiwanya terluka. 

tapi sandiwara pria itu mulailah terbongkar kala belahan jiwanya datang ke tempat pria itu lahir untuk sekedar kencan. si pria sakit tak mau belahan jiwanya tahu bila ia tidaklah lebih dari pesakitan yang mungkin tinggal menghitung hari untuk menanti ajal. bukannya karna ia takut ditinggal belahan jiwanya. tapi hanya karena ia takut membuat belahan jiwanya itu menangis.

telah diingatnya selalu lantunan kidung cinta mulan: bukannya aku takut kehilangan dirimu tapi aku takut, kehilangan cintamu... 

aaaggh sungguh  kisah cinta yang pragmatis. hati nurani berusaha dimainkan karena tidak ingin melihat orang yang ia cintai bersedih. ia memilih untuk biarkan belahan jiwanya pergi mencari penggantinya  karna memang cinta baginya tuk sebuah bahagia, bukan untuk bulir-bulit air mata.

malam ini adalah malam ke sembilan pria sakit itu tergolek di atas dipan karena demam yang menyerang semenjak belahan jiwanya berencana untuk mengunjunginya.

yah, hikayat pria sakit ini kan berubah menjadi layaknya hikayat hulubalang raja dimana perlahan ia menguap dan hilang. adakah yang kemudian bisa membantunya untuk menyelesaikan apa yang tengah mengguncang kisah cintanya?! 

apalagi ia tidak ingin gemilang cahaya senja di rinjani perlahan menghilang dari doanya di penghujung malam. disinilah kuberusaha untuk mendulang simpati semua orang yang telah mengenal cinta karna memang hubungan pria sakit itu telah darurat, tidaklah ada yg sekarang dapat ia perbuat kecuali termangu merenungi nasib. 
Bebz, aq pcy sm  kmu tp knp jd  bgn, y udah aq gbs maksa,thanks bebz kmu prnh cnta sm aq, aq gprnh kecewa sm kmu, ttp brpijar y bebz

Arsip

Pesan Mamak

Dirimu yang dulu kususui. Pantatmu yang dulu kubedaki. Kotoranmu yang kujumputi dengan tanganku sendiri, untuk kemudian kuairi.

Pernah kuceritakan padamu tentang negeri yang jauh. Sekadar cerita kala itu. Namun, kini kupikir itu adalah doa. Negeri itu tak kan sejauh dulu. Negeri itu tak kan seabstrak ceritaku dulu. Ku ucap doa untuk setiap langkahmu. Itu akan lebih bermakna daripada sedikit receh yang kusumpalkan ke sakumu. Ku serahkan dirimu pada Tuhan-Mu.

Pergilah, demi dirimu sendiri. Ku kan tunggu kau di sini. Pulanglah ketika kau lelah. Kan kuceritakan tentang negeri yang lebih jauh. Ah, kau sudah lebih tahu pasti. Baik-baik disana, sholat dijaga. Makan? Rasanya tidak perlu ku khawatir soal itu.

 
Uraian blog ini dicuplik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Kata, 2
Reka templat oleh DZignine